Theme images by Igniel

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

Jumlah Pengunjung

Archive

Universitas Megarezky

Universitas Megarezky
FKIP Universitas Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky
Yukkss Daftarkan Segara Diri Anda untuk menjadi Bagian dari Kami

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky
Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021

Translate

Follow Us

Halaman Facebook

Universitas Megarezky

Comment

Bacaan Favorit

TIPE-TIPE KONTRAKSI OTOT

Post a Comment

Aminuddin S.Or, M.Kes
(Praktisi sekaligus Akademisi Bidang Ilmu Kesehatan & Olahraga) 

Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar
Jl. Wijaya Kusuma Raya No.14 Kampus Banta-Bantaeng, Kode pos 90222 Makassar

A.           PENDAHULUAN
Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar separuh berat tubuh. Otot rangka membentuk sekitar 40 persen pada pria dan 32 persen pada wanita. Sedangkan otot polos dan otot dan otot jantung membentuk sampai sekitar 10 persen sisanya dari berat tubuh total.
Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otot rangka tersusun atas kumpulan serabut otot bergaris (muscle fiber : skeletal myocyte) yang merupakan sel fungsional untuk berkontraksi. Otot rangka juga memiliki muscle spindle diantara muscle fibers yang berfungsi sebagai reseptor regang yang ikut mengendalikan tonus otot dan memperhalus kontraksi otot (effendi, choesnan, 2009). Otot rangka melekat pada tulang dan kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang homeostatis mencakup antara lain otot-otot yang penting dalam akuisi, mengunyah dan menelan makanan. Selain dari pada itu, terdapat otot polos yang terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran-saluran. Kontraksi terkontrol otot polos bertanggung jawab untuk mangatur aliran darah melalui pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran pencernaan, aliran udara melalui pembuluh darah dan aliran urin keluar tubuh (Sherwood, 1996). Persarafan pada otot polos dilakukan oleh saraf otonomik simpatis maupun parasimpatis. Ujung saraf otonomik membuat suatu varikose (varicosities) atau penggelembungan, yang melepaskan neurotransmitter. Neurotransmitter merangsang otot polos pada daerah tersebut. Reseptor adrenergik, kolinergik dan reseptor lainnya banyak terdapat di membran sel otot polos (effendi, choesnan, 2009).
Prinsip dasar kontraksi otot adalah menahan atau melawan kepanjangan otot (kontraksi otot adalah menuju ke arah pendek), di karenakan aktin ditarik ke arah pusat sarcomere oleh myosin. (Rawuh, 2009)

B.                PEMBAHASAN
Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar separuh berat tubuh. Otot rangka membentuk sekitar 40 persen pada pria dan 32 persen pada wanita. Sedangkan otot polos dan otot dan otot jantung membentuk sampai sekitar 10 persen sisanya dari berat tubuh total. Otot berkontraksi bila mendapat stimulus. Stimulus dibawa oleh serabut syaraf eferen dari SSP. Sampai pada ujung saraf motorik yang melekat pada sel otot yakni neuromuscular junction. Selanjutnya rangsangan tersebut masuk ke dalam sel otot melalui tubulus – tubulus. Tubulus adalah organ yang berupa pipa yang menghubungkan antara bagian luar sel dan bagian dalam sel. Dengan mekanisme tertentu, rangsangan tersebut menyebabkan kadar kalsium di cairan sarcoplasma meningkat tajam. Peningkatan kalsium ini menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan di benang aktin yang pada akhirnya sisi lekat aktin terbuka. Terbukanya sisi lekat aktin mengakibatkan kepala myosin menempel selanjutnya terjadilah crossbridge actomiosin. Selanjutnya penguraian ATP di kepala myosin mengakibatkan kepala – kepala myosin mengadakan power stroke, akhirnya akan terjadi penarikan aktin ke arah pusat sarcomere oleh myosin, sehingga sarcomere mengalami pemendekan.

1.             Tipe-Tipe Kontraksi Otot

1.1.        Tipe Kontraksi Isotonik
Ketika otot bekerja dengan kontraksi secara isotonik maka bagian tubuh dimana otot melekat akan bergerak. Kontraksi isotonik memiliki 2 tipe yaitu :
a.     Kontraksi isotonik memendek
            Ketika suatu otot berkontraksi dan kedua titik perlekatan otot tersebut saling mendekat satu sama lain, maka kontraksi tersebut dikenal sebagai kontraksi isotonik memendek. Sebagai contoh, ketika lengan diangkat ke samping dan abduktor should berkontraksi dengan isotonik memendek.

b.    Kontraksi isotonik memanjang
Ketika perlekatan suatu otot bergerak secara perlahan menjauhi satu sama lainnya dari titik perlekatannya dan otot tersebut menghasilkan gerakan dalam pola yang terkontrol, maka aksi otot tersebut disebut dengan kontraksi isotonik memanjang. Sebagai contoh, ketika tubuh dalam posisi berdiri tegak dan lengan diturunkan dari abduksi ke adduksi maka abduktor shoulder akan mengontrol gerakan tersebut dan bekerja secara isotonik memanjang.
Kontraksi isotonik memendek dapat terjadi dalam berbagai keadaan,yaitu  kapan pun gerakan yang terjadi sering titik perlekatan otot saling mendekat dimana kerja otot akan berkontraksi secara isotonik memendek. Bagaimanapun juga, kontraksi isotonik memanjang hanya dapat terjadi jika ada gaya eksternal yang teraplikasikan pada komponen yang bergerak dan bagian tubuh tersebut akan bergerak secara perlahan sehingga titik perlekatan otot saling menjauh.
Dalam latihan isotonik tampak anggota tubuh yang bergerak. Kontraksi isotonik meliputi dua macam bentuk, yaitu kontraksi konsetrik yaitu otot memendek dan kontraksi eksentrik yaitu otot memanjang. Kontraksi konsentrik adalah tipe kontraksi otot yang lebih umum. Latihan isotonik biasanya dilakukan dengan memakai beban, baik dengan beban tubuh sendiri maupun beban dari luar, seperti lempengan besi, katrol, atau mesin latihan.

1.2.        Tipe Kontraksi Isometrik
Ketika suatu otot bekerja secara isometrik maka panjang otot akan memendek dan komponen-komponen non-kontraktil sedikit memanjang serta tidak ada gerakan yang terjadi pada suatu sendi dimana otot melewati sendi tersebut. Kontraksi ini paling mudah dan kenyataannya untuk menghasilkan kontraksi isometrik, biasanya dilakukan ketika otot dalam keadaan ROM inner-range, tetapi dengan latihan dapat dikembangkan keterampilan/skill tentang latihan kontraksi otot isometrik pada suatu bagian ROM. Kontraksi isometrik dapat dilakukan pada otot dengan mengaplikasikan manual resisten yang besarnya tahanan sama dengan kontraksi yang dihasilkan oleh otot tersebut.
Ketika kontraksi isometrik dilakukan pada suatu otot, biasanya diajarkan ke pasien latihan kontraksi sendiri tanpa tahanan terapis. Tentu saja kontraksi isometrik terjadi dengan sendirinya ketika pasien memakai suatu support seperti sebuah plaster atau fiksasi splint. Tipe kerja otot ini digunakan ketika sendi mengalami inflamasi dimana gerakan akan menimbulkan nyeri hebat. Kekuatan dan tonus otot bekerja pada sendi yang dilewatinya akan dipertahankan dengan mengajarkan kontraksi isometrik kepada pasien.
Kontraksi isometrik atau kontraksi statik merupakan kontraksi sekelompok otot tanpa gerakan anggota tubuh. Bentuk latihan dapat berupa mengangkat, mendorong atau menarik benda yang tidak dapat digerakkan seperti mendorong tembok, pohon, dan sebagainya.

1.3.        Tipe Kontraksi Isokinetik
Isokinetik menggabungkan manfaat dari latihan isotonik dan isometrik tanpa kekurangan. Similair ke kontraksi isometrik di mana perlawanan dikendalikan oleh aktivitas tersebut, sebuah perangkat isokinetik kembali resistansi sama dengan gaya yang diterapkan sementara secara bersamaan menyediakan untuk berbagai gerak. Sehingga perlawanan selalu ideal untuk kekuatan pengguna, tidak peduli berapa banyak kuat mereka sebagai hasil dari pelatihan. Keuntungan yang berbeda yang selama latihan isotonik adalah bahwa hal itu dapat memberikan perlawanan maksimal sepanjang seluruh berbagai gerakan dan panjang otot. Keuntungan lain semacam ini pelatihan gabungan minimal dan nyeri otot, sehingga memungkinkan jauh lebih intens latihan yang akan dicapai, sedangkan yang kurang waktu untuk pemulihan. Ini adalah alasan inilah isokinetik adalah pilihan ideal untuk seorang atlet dalam rehabilitasi sedangkan ia menyediakan untuk peningkatan luar biasa untuk kekuatan otot dan fleksibilitas, dengan risiko minimal cedera. Isokinetik juga ideal untuk meningkatkan kecepatan, kelincahan dan kemampuan melompat. Karena berbagai gerakan terbatas tersedia dengan perangkat isokinetik, bentuk pelatihan yang optimal untuk pelatihan olahraga gerakan tertentu, seperti melempar bola atau menembak bola basket. Kerugian hanya isokinetik adalah biaya mesin. Mesin isokinetik sering dapat biaya beberapa ribu dolar. Isokinetik tidak menjadi bingung dengan variabel resistensi pelatihan seperti katrol dan mesin dayung, yang tidak dapat memberikan perlawanan yang sama seluruh rentang penuh mesin gerak isokinetik menyediakan.

1.4.    Tipe Kontraksi Konsentrik
Dimana pada jenis latihan konsentrik terjadi pemendekan otot yang bertujuan untuk menghasilkan akselerasi pada segmen tubuh, kotraksi ini terjadi jika tekanan di dalam lebih besar dari tekanan di luar tubuh yang menyebabkan tegangan ototpun meningkat.

1.5.        Tipe Kontraksi Eksentrik
Latihan Eksentrik terjadi pemanjangan otot dan ini terjadi ketika tekanan didalam otot lebih kecil daripada tekanan atau beban dari luar tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan ototpun menurun.
Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonik, maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari pusat/centranya.

C.                  PENUTUP
                Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh yang membentuk sekitar separuh berat tubuhOtot adalah spesialis kontraksi pada tubuh dimana pada prinsipnya menahan atau melawan kepanjangan otot (kontraksi otot adalah menuju ke arah pendek), hal tersebut di karenakan aktin ditarik ke arah pusat sarcomere oleh myosinOtot berkontraksi bila mendapat stimulus. Stimulus dibawa oleh serabut syaraf eferen dari SSP. Sampai pada ujung saraf motorik yang melekat pada sel otot yakni neuromuscular junction. Selanjutnya rangsangan tersebut masuk ke dalam sel otot melalui tubulus – tubulus.
Ketika suatu otot berkontraksi dan kedua titik perlekatan otot tersebut saling mendekat satu sama lain, maka kontraksi tersebut dikenal sebagai kontraksi isotonik memendek. Sedangkan pada saat perlekatan suatu otot bergerak secara perlahan menjauhi satu sama lainnya dari titik perlekatannya dan otot tersebut menghasilkan gerakan dalam pola yang terkontrol, maka aksi otot tersebut disebut dengan kontraksi isotonik memanjang. Adapun tipe-tipe kontraksi otot lainnya  seperti kontraksi isometrik, isokinetik, konsentrik, dan eksentrik.

D.           DAFTAR PUSTAKA
Effendi, C. 2009Faal Sel, Cair Tubuh, Saraf Tepi, dan Otot. Surabaya. Departemen Ilmu Faal UNAIR. Hal. 47, 63.
Hasan. Ahmad FS. 2010. Hakekat Kebugaran Jasmanihttp://vhariss.wordpress.com diakses tanggal 27 Desember 2011
http://id.hicow.comIsotonik, Isometrics, Isokinetik Dan Plyometrics Dibandingkan Jenis Pelatihan Berat. diakses tanggal 27 Desember 2011
Ramli. Rosliana. 2009. Tipe Kerja Otot. http://www.infofisioterapi.com/ diakses tanggal 27 Desember 2011

Rawuh, Sugeng. 2009. Kontraksi Otot Isotonik, Isometrik, Eksentrik, Isokinetik Dan Plyometrik Dalam Aktivitas Olahragahttp://rizqonkhalalan.blogspot.com. Diakses tanggal 27 Desember 2011

Sherwod, L. 1996. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Jakarta. EGC. Hal. 212-213


aminuddin
Aminuddin S.Or.,M.kes Dg Nyampo, Akademisi dan praktisi di bidang ilmu Kesehatan Olahraga.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment