KPK menetapkan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sebagai tersangka OTT Gubernur Sulaw…
Sejarah Perkembangan Olahraga Dunia
Sejarah
dapat mengajarkan setiap orang untuk memahami masa lalu dan menghubungkannya
dengan masa kini dan masa depan. Melalui pemahaman tentang masa lalu, seseorang
bisa memahami konteks kekinian yang meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi
pada masa yang akan datang. Hidup seseorang akan lebih siap dan sempurna, jika
orang tersebut memahami peristiwa masa lalu, sebab dari peristiwa tersebut
seseorang dapat mempelajari banyak hal yang akan membentuk kehidupannya pada
masa kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain, sejarah memiliki peran
penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah urgen yang sedang dan akan
dihadapi. Demikian pula dengan pemahaman terhadap sejarah olahraga dalam
kaitannya dengan olahraga sebagai sebuah fenomena global yang terkait dengan
semua aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan, dan
kebudayaan memainkan peranan penting dalam memecahkan masalah-masalah hidup dan
kehidupan.
Perkembangan olahraga di Indonesia
dalam persfektif sejarah akan memberikan pelajaran penting bagaimana sejerah
perkembangan olahraga Indonesia, sejak zaman raja-raja sebelum penjajahan sampai
sekarang akan dapat memberikan pemahaman tentang ragam fenomena keolahragaan
dalam konteks kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks masa depan.
Perkembangan
olahraga dan pendidikan jasmani di Indonesia dapat dikatakan sudah berkembang sebagaimana
mestinya. Perkembangan jaman yang semakain maju menuntut bangsa Indonesia untuk
melakukan suatu perubahan termasuk perubahan pada dunia olahraga dan pendidikan
jasmani. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang ditujukan untuk
menyempurnakan apa yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan kondisi pada masa
tersebut. Perubahan yang disini juga menyangkut perbuhan pada badan yang
mengurusi perihal olahraga dan pendidikan jasmani.
Bangsa
Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang olahraga dan
pendidikan jasmaninya. Hal ini dapat kita lihat pada sejarah olahraga dan pendidikan
jasmani mulai dari ketika Indonesia merdeka sampai saat sekarang ini. Mulai
dari sistem, pemerintahan, dan badan-badan yang menangani bidang olahraga dan
pendidikan jasmani. Perubahan tersebut sudah tidak mengacu lagi pada hal yang
dilakukan oleh penjajah bangsa Indonesia, tetapi telah merupakan perubahan yang
berasal dari pemikiran rakyat Indonesia sendiri.
Dengan
perubahan yang dilakukan bangsa Indonesia pada olahraga dan pendidikan jasmani
inilah yang akhirnya menjadikan Indonesia dapat mengikuti perhelatan olahraga
internasional seperti Olimpiade dan Asian Games. Disamping itu, Indonesia juga
telah mulai intensif dalam mengembangkan kemampuan para atlitnya. Indonesia pun
akhirnya oleh negara lain dipandang sebagai negara yang olaharaganya meningkat
dengan pesat dan implikasinya, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian
Games IV. Selain dapat menggelar event internasional, Indonesia juga telah
mulai merintis event olahraga tingkat nasional seperti PON (Pekan Olahraga
Nasional yang mana ditujukan untuk mencari para atlit berprestasi yang akan
diikutsertakan pada event internasional.
1.
Zaman
Purba
Pengetahuan tentang bangsa
primitif yang hidup di zaman jauh sebelum zaman kita sekarang ini, belum
lengkap dan usianya juga belum tua. Baru sejak ilmu antropologi budaya membuka
tabir rahasia kehidupan mereka melalui interpretasi hasil galian peninggalan –
peninggalan kuno, orang mulai mampu membayangkan peri kehidupan bangsa primitif
di masa lalu. Juga diadakan penelitian mengenai bangsa primitif yang saat ini
masih ada.
Dari peninggalan – peninggalan
itu jelaslah bahwa manusia telah mencapai kemajuan melalui beberapa tahap
perkembangan. Tahap pertama adalah zaman Eolitik di mana manusia belum
berpakaian dan kehidupan mirip binatang dalam mencari makan dan tidak di bawah
atap. Ia baru menggunakan tongkat dan batu untuk melindungi diri. Tahap kedua
adalah zaman Paleotilik dimana keadaan manusia sudah lebih maju, sudah
berlindung dalam gua – gua, memakai pakaian sesederhana terbuat dari kulit,
sudah menemukan api dan membuat senjata tajam. Mereka juga sudah bisa
menggambar pada dinding – dinding gua. Tahap ketiga adalah zaman Neolitik
dimana manusia sudah mampu membuat gerabah, panah dan busur, pakaian tenunan
serta mampu menjinakkan binatang untuk dijadikan hambanya.
Tentu saja pendidikan ikut
maju sesuai dengan kemajuan yamg dicapai oleh manusia, karena pendidikan adalah
usaha yang sadar dan bertujuan menyiapkan anak ke kehidupan orang dewasa.
Tujuannya tentu saja sesuai dengan keperluan – keperluan yang dianggap penting
dalam kehidupan manusia primitif itu sendiri. Oleh karena pada zaman primitif
orang masih berjuang melawan alam yang buas, dan kepercayaan/ agama menguasai
segi kehidupan, maka pendidikan sangat dipengaruhi oleh kedua kondisi tersebut.
Alam yang buas menuntut dari
manusia primitif suatu kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup ( Survival
). Agar mampu berbuat demikian manusia primitif harus bersatu dalam kelompok,
sehingga pendidikan menentukan ciri kelompok. Disamping itu juga keselamatan
bersama menjadi tujuan utama pendidikan. Kesadaran berkelompok dan solidaritas
kelompok sangat ditekankan.
Banyak hal disuruh menirukan
oleh anak karena mereka belum mengerti sebab-musabab suatu kejadian atau
peristiwa. Suatu hal yang dimasa lalu telah mampu mnyelamatkan kelompok perlu
diajarkan kepada anak. Apalagi mengenai gejala-gejala dalam alam, misalnya :
putaran bumi, angin ribut, halilintar, mati, paceklik, dan sebagainya belum
mereka pahami, maka tidak mengherankan bahwa kepercayaan terhadap roh-roh halus
dan hal-hal spiritual menguasai kehidupan mereka.
Kalau hal-hal tersebut di atas
telah dipahami, maka dapat dimengerti pula bahwa latihan fisik diarahkan ke
tercapainya efisiensi dalam mempertahankan survival kelompok, pencarian makanan
sehari-hari, penaklukan alam sekitar. Badan perlu kuat, tahan uji, ulet, lincah
untuk mengatasi alam dan lawan, berburu dan dalam penggunaan senjata serta alat
penting lainnya. Kesetia-kawanan dalam kelompok serta kerjasama antara anggota
kelompok dikembangkan melalui latihan bersama, tari-tarian dan permainan.
Pemujaan nenek moyang juga
merupakan sebagian usaha penyelamatan hidup. Nenek moyang dihormati dan diberi
sajian agar tidak marah. Dalam hal ini tari-tarian merupakan bagian penting
dari upacara-upacara dan secara tidak sadar gerak-gerak tarian itu merupakan
pula latihan fisik yang baik bagi pertumbuhan anak. Anak laki-laki ikut ayahnya
berburu dan menangkap ikan. Dan juga belajar membuat serta menggunakan senjata
agar pada waktunya sudah siap menggantikan ayahnya, atau ikut mempertahankan
kelompok dari serangan musuh atau binatang.
Meniru merupakan perbuatan
yang mendasari pendidikan bangsa primitif ini. Diusahakan dapat menyamai
prestasi orang dewasa. Tahab akhir prndidikan ditandai dengan upacara-upacara (
Rites de passage ), dan anak diakui termasuk kelompok orang dewasa. Persiapan
dari anak menjadi dewasa makan waktu lama. Suatu ujian misalnya : hanya boleh
makan daging binatang yang sulit diburu, kalau mampu berburu baru mungkin
mengisi perut, sungguh ujian yang berat. Pendidikan dan latihan fisik pada
bangsa primitif tidak terpisah dari pendidikan agama/ kepercayaan, pendidikan
estetis, moral dan ketrampilan praktis.
2.
Prasejarah
(prehistoric)
Banyak
penemuan modern di Francis, Afrika dan Australia pada lukisan gua (lihat
seperti Lascaux) dari jaman prasejarah yang memberikan bukti kebiasaan upacara
ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari 30.000 tahun yang lampau,
berdasarkan perhitungan penanggalan karbon. Lukisan/Gambar-gambar jaman batu
ditemukan di padam pasir Libya menampilkan beberapa aktivitas, renang dan
memanah. Seni lukis itu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada
keahlian yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk bertahan hidup, dan
adalah bukti bahwa ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikan
aktivitas non-fungsi lain seperti ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit
bukti yang secara langsung mengenai olahraga dari sumber-sumber ini, cukup
beralasan untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu yang
berkenaan dengan olahraga. Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke
Kepulauan Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar.
Masyarakat Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga
sebelum kedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis
permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya. Suku Maya dan Aztec yang
berbudaya memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan yang digunakan
dahulu masih digunakan sampai sekarang. Cukup beralasan untuk menyimpulkan dari
sini dan sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memiliki akar yang
bersumber dari kemanusiaan itu sendiri.
3. Cina Kuno
Menurut sejarah
Cina Kuno Terdapat artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang
Cina berhubungan dengan kegiatan yang kita definisikan sebagai olahraga di awal
tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan dari kegiatan olahraga di Cina sepertinya
berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan hiburan pada waktu itu.
Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya
sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara
internasional. Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek
tentang olahraga di Cina dan sejarahnya.
Seperti di mesir kuno jauh sebelum
tarich masehi yaitu 2500 tahun S.M. Cina kuno sudah mengenal peradaban.
Kelompok yang berkuasa selalu berusaha untuk mempertahankan peradaban yang
telah tercapai. Anak di didik sesuai dengan cita-cita itu dan penyimpangan
tidak dibiarkan. Sehingga selama berabad-abad kehidupan masyarakat tetap
seperti sediakala. Ini diperkuat oleh sistim keluarga serta pemujaan terhadap
nenenk moyang. Suatu keluarga yang terdiri dari : kakek, nenenk, ayah- ibu,
anak dan cucu-cucu merupakan kelompok yang kompak dan di tangan satu pimpinan
yang kuat. Semua keluarga harus tunduk kepada satu pimpinan.
Dalam situasi semacam itu memang
tercapai suatu stabilitas keluarga dan masyarakat, tetapi hanya terdapat
kesempatan kecil sekali untuk kemajuan dan perubahan. Pendidikan di arahkan
kepada peniruan peradaban nenek moyang dengan segala tata upacaranya dan
kaidah-kaidah serta sopan santun yang sudah berabad-abad usianya.
Tahun 1122 – 249 S.M. merupakan
zaman keemasan karena adanya pendidikan yang praktis dan harmonis, seimbang,
baik pengembangan fisik maupun intelektual anak. Dari kaum cendekiawan
muncullah putra-putra yang cakap dan terpilih untuk memerintahkan negara besar
itu.
Pada mulanya kegiatan fisik memegang
peranan penting karena dikaitkan dengan upacara-upacara keagamaan dan
tarian-tarian. Pada waktu menyebarnya aliran Taoisme, Budhisme dan
Confusianisme perhatian terhadap latihan fisik menurun. Pada lain waktu
latihan fisik digunakan dalam pendidikan kaum militer.
Pada zama dinasti Chou ( 1115 S.M. )
ada sekolah yang disebut “ College of the East “ yang mengajarkan
ritual( upacara ), tari, dan panahan. Pada musim semi dan panas murid-murid
belajar panahan, musik dan tari-tarian. Setengah tahun berikutnya adalah untuk
membaca, menulis, dan upacara. Pemuda yang masuk di sekolah itu adalah hasil
pilihan yang seksama berdasar moral dan kemampuan.
Pada umumnya para pendidikan
menduduki tempat yang terhormat dalam masyarakat. Mula-mula anak di didik di
kalangan keluarga sendiri, dan menerima pelajaran berhitung dan arah-arah mata
angin, juga ditanamkan penghormatan kepada kepala keluarga. Kemudian anak
mengenak hari dan tanggal, serta belajar membaca, setelah itu ia belajar musik
dan nyanyi-nyanyian turun-temurun dan tari-tarian. Tari sangat penting
kedudukannya.
Pada usia 15 tahun pemuda-pemuda
belajar panahan dan mengendarai kereta perang, dan setelah berusia 20 tahun ia
menerima kupiah senagai tanda syah masuk masyarakat orang dewasa. Hal ini tidak
berarti pendidikannya berakhir, sebab sampai usia 30 tahun ia perlu menyempurnakan
diri dalam hal nyanyi dan tari, tata upacara dan adat istiadat.
Upacara dan panahan merupakan hal
penting, karena diselenggarakan oleh orang-orang terkemuka. Lebih penting
mengetahui dan mematuhi peraturan-peraturan pelaksanaan daripada tepatnya sasaran
terkena anak panah. Semua berlangsung dengan irama musik, pemenang menerima
piala, tetapi mereka wajib memberikan segelas anggur kepada yang kalah “ agar
kekuatannya bertambah “ . Bahwa panahan itu dianggap penting dibuktikan
dengan adanya upacara 3 hari setelah bayi lahir, dimana ayah melepaskan anak
panah ke langit, bumi dan ke empat mata angin dengan doa semoga dewa-dewa
menyayangi bayi itu.
4.
Mesir Kuno
Sudah ada kebudayaan pada tahun 5000
S.M. dan pada tahun 1500 S.M. mencapai puncak kebesarannya. Kebudayaan Mesir
kuno telah berpengaruh kepada negara-negara di sekitarnya, baik di Afrika, Asia
maupun Eropa, dalam hal ilmu pengetahuan, bangunan alat rumah tangga, dan
sebagainya. Cara bertani dan mengairi sawah juga mencapai taraf tinggi. Orang
Mesir kuno juga sudah menguasai pengawetan mayat, menenun, membuat gelas dan
mengolah emas, menulis dan membuat kertas, huruf, dan sebagainya. Kesenian juga
bermutu tinggi berupa sajak, sastra, tari, melukis dan memahat.
Masyarakat terbagi dalam tiga lapis,
yaitu :
1. Raja dan
keluarga bangsawan, pegawai dan ahli agama.
2. Prajurit,
pedagang dan seniman.
3. Petani-petani
yang bekerja berat dan harus membayar pajak.
Pendidikan sudah teratur dan karena
sudah ada abjad dan tulis menulis dan membaca, maka menguasai membaca dan
menulis adalah langkah pertama dalam pendidikan dan selanjutnya karena taraf
kemajuan sudah tinggi dan pembagian kerja sudah ada, masing-masing jabatan
dalam pemerintahan dan masyarakat menentukan persyaratan untuk dipenuhi
calon-calon yang berniat menduduki jabatan itu. Pengajaran dilaksanakan oleh
kaum agama dan berpusat di candi-candi, berupa membaca, menulis dan berhitung.
Keahlian menulis/ memahat huruf, dapat meningkatkan martabat seseorang.
Hasil kesenian, khususnya seni lukis
dan pahat dapat dilihat bukti-buktinya pada dinding-dinding ruangan kuburan
berupa gambaran tentang kehidupan orang yang telah mati itu sewktu hidupnya.
Demikian itu menghubungkan alam fana dan alam baka, dan merupakan peringatan
dari pekerjaan atau kesibukan sehari-hari, kesenangan-kesenangan dan
peristiwa-peristiwa penting yang telah dialami.
Tujuan pendidikan dan latihan fisik
sulit dikatakan karena di sekolah tidak ada. Kalau di suatu pendidikan itu ada,
maka telah disesuaikan dengan keperluan tersebut. Tidak ada usaha-usaha khusus
untuk mempromosikan olahraga karena kehidupan masih sederhana. Namun olahraga renang
sudah dikenal, iini tidak mengherankan karena negara di belah dua oleh sungai Nil.
Dari gambar-gambar terlihat bagaimana kira-kira renang itu dilaksanakan. Kolam
renang juga sudah ada di daerah yang dikuasai oleh bangsawan, putri – putri
juga ikut renang.
Olahraga naik Sampan juga
digemari, dengan tongkat panjang orang yang naik Sampan itu mencoba mendorong
lawannya sampai jatuh ke dalam air. Gulat, hoki, anggar dengan
tongkat, panahan, main bola terlihat pada lukisan-lukisan dinding di
berbagai tempat. Sedang berburu Kuda Nil merupakan olahraga kaum bangsawan.
Kereta perang yang ditarik oleh dua
ekor kuda dan dikendarai olehseorang atau dua orang sudah digemari dan
digunakan untuk berpacu.
Musik dan tari-tarian merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno. Bahkan petani-petani
bekerja dengan irama seruling, dan petani anggur memeras anggurnya sambil
menari dan mendapat tepuk tangan kawan-kawan sebagai irama.
5. Yunani Kuno
Yunani kuno
terdiri dari berbagai negara-negara kecil yang kurang berhubungan satu dengan
yang lain karena banyaknya pegunungan-pegunungan kecuali melalui laut. Lama
kelamaan terjadi persatuan-persatuan baru yang menamakan diri negara. Diantara
banyak negara-negara kecil itu sejarah selalu mengambil dua negara utnuk
dibicarakan karena perbedaan-perbedaan yang yang menyolok antara kedua negara
itu. Ke dua negara itu yaitu : Sparta dan Athena.
Masyarakat
terbagi atas tiga kelompok, yaitu :
1. Kaum hamba (
75 % ).
2. Orang asing
( 5 % ), dan
3. Warga negara
( 20 % ).
Kerja kasar
terutama dilakukan oleh kaum hamba yang telah dirampas kemerdekaannya dalam
perang-perang dan orang yang merosot kedudukan sosial-ekonominya. Warga negara
adalah mereka yang lahir dari ayah dan ibu warganegara dan mendapat pendidikan
khusus.
Hanya
warganegara menduduki jabatan pemerintahan, memiliki tanah, dan mendapatkan
pendidikan. Sebenarnya semua uraian hanyalah mengenai 20 % warganegara.
Walaupun dibebaskan dari pekerjaan kasar pada warganegara diberi tanggung-jawab
dan harus mengabdi kepada negara, baik dimasa damai maupun perang.
Keadaan
Yunani kuna sebelum 776 S.M. dapat dimegerti dari buku-buku “ Illiad
“ dan “ Odyseey “ tulisan Homer, dan dianggap cocok untuk
keadaan sekitar tahun 1000 S.M.. Pada waktu itu agama menonjol sekali dan
berpengaruh besar kepada pendidikan, sastera, pantun, seni pahat, musik,
arsitektur dan sebagainya.
Ada 12 dewa
Olympic yang berkuasa, yaitu :
1. Dewa Zeus
adalah dewa utama
2. Dewa
Poseidon adalah dewa laut
3. Dewa Apollo
adalah dewa cahaya dan kebenaran, serta pelindung permainan/ gymnastic.
4. Dewa Ares
adalah dewa perang
5. Dewa Athena
adalah dewa pelindung kota Athena.
6. Dewa
Hephaetus adalah dewa api
7. Dewa
Dionysus adalah dewa alam
8. Dewi
Aphorodite adalah dewi cinta
9. Dewa Deneter
adalah dewa panen
10. Dewi Hestia
adalah dewi rumah tangga
11. Dewa Hermes
adalah dewa dagang, dan
12. Dewi Artemis
adalah dewi pengejar.
Disamping ke
12 dewa Olympic itu ada banyak makhluk setengah dewa, berbentuk manusia tetapi
kekal dan abadi, melebihi manusia kemampuannya dan tidak tergantung waktu,
tempat atau kekuatan yang membatasi manusia. Makhluk-makhluk ini punya
kelemahan dan kebaikan, keanggunan dankeinginan, kesenangan dan kebencian
seperti manusia.
Pendidikan
ditujukan kepada pemilikan kwalitas dinamis dan bijaksana, pikiran dan fisik
sama-sama dikembangkan untuk mampu berbakti dalam masyarakat maupun peperangan.
Manusia yang dinamis memerlukan kesegaran jasmani, kekuatan, ketahanan,
kelincahan dan keberanian, dan bukan badan besar kekar yang melebihi
bangsa-bangsa lain.
Olahraga
yang telah dilakukan antara lain : lomba kereta beroda dua ( Chariot ), tinju,
gulat, lari cepat, lempar lembing dan tari-tarian.
4. Athena
Athena terletak di timur yunani, merupakan polis yang paling menarik,
paling bebas dan paling makmur diantara polis-polis yang lain. Athena mencapai
puncaknya saat pemerintahan PERICLES
(461-429 SM). Pendidikan di Athena bersifat liberal, individual dan demokratis
yang menuju pada EPHEBE Athena,
yaitu warga uang harmonis, sehat dan kuat, cerdas otaknya, serta luhur budi
pekertinya.
Semua masyarakat Athena mendapatkan pendidikan sesuai dengan
kedudukanya di masyarakat. Orang kaya dan bangsawan harus belajar ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, sedangkan orang miskin diajarkan bertani dan
kerajinan tangan, demikian juga anak-anak diajari membaca, menulis dan
berenang. Saat berumur 7 tahun anak-anak mendapatkan pendidikan seperti :
Membaca, berhitung, dan menghafal sajak-sajak, serta belajar menyanyi. Umur
antara 14-18 tahun baru di beri latihan jasmani yaitu berupa senam. setelah
umur 20 tahun mereka baru diakui sebagai warga Negara penuh yang berhak dan
berkewajiban seperti orang dewasa. Latihan – latihan jasmani untuk anak-anak
orang yang kaya dilakukan di GYMNASIUM, yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada otot-otot tubuh dapat berkembang dengan sebaik baiknya tanpa
halangan.
Berbeda
dengan Sparta pendidikan di Athena sangat liberal, bersifat individual dan
demokratis. Solon ( 640 – 558 S.M ) menyatakan bahwa semua orang harus
mendapatkan pendidikan. Anak harus belajar membaca dan berenang. Orang miskin
diajar bertani dan kerajinan tangan. Orang kaya belajar kesenian dan ilmu
pengetahuan, serta kebudayaan pada umumnya. Di samping itu juga berlatih di
gymnasium, berburu dan memperdalam falsafah.
Anak
warganegara yang mampu dididik di gymnasium, untuk dipersiapkan menduduki
nabatan yang terhormat. Latihan fisik/ olahraga diberikan di Palaestra
yang swasta . Kewajiban negara hanya mengawasi pembukaan dan penutupan
gymnasium dan palaestra.
Sampai usia
7 tahun anak bermain di dalam dan sekitar rumah dibawah pengawasan ibu dan
diasuh oleh budak-budak yang pandai berceritera tentang kejadian masa dulu
serta mrtologi Yunani.
Setelah usia
7 tahun anak diasuh oleh Gramalist yang mengajar membaca, menulis, berhitung
serta menghafal sajak Homer. Anak itu juga dididik oleh Citharist dalam musik
dan bernyanyi. Pelajaran diberikan dalam rumah atau di bawah pohon yang
rindang.
Pada usia 12
– 14 tahun anak dididik oleh Paidotribe yang melatih fisik anak tersebut
di Palaestra. Anak orang kaya disertai budak khusus yang disebut Paedagog,
sebagai pengasuh dan pengawas. Anak juga mengunjungi Didascaleum untuk
belajar sastra, musik dan berhitung.
Jelas bahwa
apa yang tertulis di atas itu menunjukkan adanya pendidikan keseluruhan
jiwa-raga, yang mengembangkan jiwa dan perasaan, mengembangkan tubuh, serta
hal-hal lain yang baik.
Palaestra
adalah sekolah gymnastik swasta untuk mendidik pemuda. Semula Palaestra itu
berupa lapangan berpagar di mana juga terdapat ruang ganti pakaian serta ruang
untuk menggosok badan dengan minyak. Latihan fisik berupa pancalomba, main
bola, lari dan renang. Umumnya latihan dilaksanakan dalam keadaan Gummos ( telanjang ).
Gymnasium adalah
tempat pendidikan umum, gedungnya biasanya adalah hadiah orang-orang kaya
kepada negara. Gedung itu yang memakai bukan anak-anak saja, tetapi digunakan
pula oleh orang dewasa untuk rapat pertemuan. Pada umumnya keadaannya mirip
Palaestra tetapi bergedung dan beserambi, dan dilengkapi pula dengan pemandian,
ruang untuk filsut-filsut, ruang debat dan perpustakaan. Gymnasium didirikan di
tempat yang indah alamnya; ada hutan dan sungai, di luar tembok-tembok kota.
Di samping
ada 7 gymnasium, di Athena terdapat pula akademi ( nama berasal dari Akademos =
pahlawan ) yaitu : Lykeion (
menghormat Apollo ) dan Ephebie.
Ephebie adalah bangunan negara tempat menggembleng aphebie ( pemuda calon
warganegara, atau kadet ) pada usia 18 – 20 tahun. Di situ ditekankan akan
kewajiban-kewajiban warganegara, khususnya kewajiban militer. Disamping itu
juga digembleng badan, rohani dan perangai agar kelak pemuda itu menjadi
warganegara yang sempurna: Ada keselarasan jiwa – raga, keselarasan dalam
pendirian hidup dan kebudayaan, keselarasan antara pe,ikiran dan perbuatan,
antara seni dan ilmu pengetahuan, antara kewiraan dan kebijaksanaan, antara
kekuatan dan keluwesan.
Olahraga
yang populer diantaranya Pankration
( semacam gabungan tinju dan gulat ), panahan, mendayung, berlayar dan renang,
juga tari-tarian.
Pada usia 19
tahun aphebie ikut meronda perbatasan, dan pada usia 20 tahun ia diakui sebagai
warganegara penuh. Kehidupan orang Yunani disamping di isi dengan pendidikan
yang bulat juga diperkaya dengan pengalaman-pengalaman yang merupakan
pendidikan pula, yaitu mengunjungi pesta-pesta untuk menghormat dewa-dewa.
Di antara
pesta-pesta lokal dan regional itu ada empat yang terkenal, yaitu : Olimpik, Isthimia, Pythia dan Names.
Pesta Olimpik diadakan empat tahun sekali di Olumpia, mulai pada tahun 776 S.M.
Pesta belangsung 5 hari untuk menghormati dewa Zeus. Pada waktu itu semua
pertikaian dan perang harus berhenti, dan memusatkan perhatian kepada pesta
besar itu di mana orang Yunani dari segala lapisan dan asal dapat bertemu muka
dan bertukar pengalaman. Tempat diselenggarakannya pesta Olimpik adalah suatu
lembah dekat sungai Kladeis dan di situ ada stadion berukuran kira-kira 30 X
200 meter dan di sisi kiri dan kanannya memanjang ada lereng tempat penonton
berdiri. Pemenang dalam perlombaan Olimpik sangat dihormati, walaupun hadiahnya
hanya berupa mahkota daun palem
saja. Sebagai warganegara terhormat ia mendapat macam-macam kemudahan.
Pesta Pythian menduduki tempat ke dua. Semula
itu adalah pesta musik untuk menghormati Apollo, kemudian ditambah dengan
perlombaan olahraga. Tempat penyelenggeraan di Delphi, juga empat tahun sekali. Yang menonjol di sini adalah
pacuan kuda dan chariot ( kereta roda dua ).
Pesta Isthimia berlangsung di Korinth. Acaranya juga terdiri dari
pertandingan olahraga, kuda, dan musik, ditambah bersampan untuk menghormat Poseidon ( Dewa Laut). Pesta Names diselenggarakan di Argolis, untuk menghormati dewa Zeus.
Untuk menghormati dan memuja para dewa,maka bangsa yunani melakukkan
suatu pesta dengan melakukan kegiatan, yaitu :
a. Olypia
Pesta ini diadakan tiap 4 tahun
sekali digunung Olyimpus untuk menghormati dewa ZEUS. pesta ini hanya berlangsung 5 hari, namun orang-orang yunani memandang
sebagai sesuatu yang agung. pesta OLyimpia memperlombakan
lari,lompat jauh,lompat tinggi dan lempar cakraam, serta lomba mengubah music, dan meniup trompet.para pemenang di
setiap lomba menerima mahkota dari daun salam.juga disini cabang olahraga yang
terkenal adalah marathon.
b. Phytia
Awalnya
pesta ini pesta musikk untuk menghormati dewa APOLLO di (dewa cahaya dan kebenaran). Kemudian ditambah dengan pesta
olahraga. Olahraga yang paling menonjol adalah pacuan kuda dan
perlombaan kereta.
c. Isthmia
Perlombaan
atau pertandingan yaitu berkuda, bersampang dan music, yang tujuanya untuk menghormati dewa
POSEIDON (dewa laut). Cabang olahraga yang lainya adalah
main bola angkat besi, tinju, gulat, pertarungan antara gladiator dan
perkelahian antara manusia dengan binatang.
d. Nemea
Pesta
ini bertujuan untuk menghormati dewa HERA (istri dewa ZEUS). Dan cabang yang diperlombakan hampir
sama dengan pesta Isthmia.
5.
Sparta
Negara
Sparta adalah negara totaliter, komservatif, sosial dan aristokratis. Terletak
di lembah sungai Erotas dan berbangsa Doris. Lapisan masyarakat
yang berkuasa adalah kaum prajurit, lapisan masyarakat lainnya adalah kaum helot
( tawanan perang dan budak-budak negara ) dan kaum periok ( petani dan
pedagang yang membayar pajak tetapi tidak diberi hak politik ). Pendidikan
telah digariskan oleh Lycurgus dengan undang-undang. Pendidikan
ditujukan kepada kesiapan militer agar mampu mempertahankan kekuasaan baik ke
dalam maupun ke luar. Pemuda harus disiplin, kuat dan berani, pendidikan
intelek, seni dan sebagainya, dianggap akan menjauhkan pemuda dari pemikiran
terhadap negara.
Mulai usia 7
tahun anak Sparta masuk ke dalam asrama negara. Disitu diadakan pengelompokan
menurut usia, kehidupan serba sederhana, anak tidur di atas rumput kering tanpa
selimut, ia tidak bersepatu dan tidak bertopi, ia harus tunduk kepada semua
perintah, anak sebagai calon prajurit belajar menahan sakit, haus dan lapar. Ia
dilatih panca lomba, menggunakan senjata, main bola dan berbaris, serta tinju.
Pendidikannya disebut MENTOR dan semua warganegara dewasa wajib
mendidik. Ini dimungkinkan karena tidak perlu cari nafkah, sehingga waktunya
dapat dipakai untuk mendidik, mendorong dan , mendisiplinkan anak/ pemuda, dan
juga mengajarkan tari yang mampu dipakai untuk menyatakan perasaan dan
kekaguman terhadap dewa. Demikian pula fungsi nyanyi-nyanyian. Tari Pyrchis
merupakan tarian nasional Sparta.
Pada usia 18
tahun pemuda-pemuda dikelompokkan dan disebar di seluruh Laconia untuk
bertindak sebagai penilik/ polisi, terhadap orang helot dan periok. Ada
aturan di mana mereka sampai batas tertentu diperbolehkan mencuri makan. Mereka
juga harus berburu untuk membuktikan keunggulan fisik dan moril mereka. Kalau
mencapai usia 30 tahun dianggap selesai sudah pendidikan mereka dan selanjutnya
boleh berpolitik dan berumah-tangga.
6.
Bangsa Romawi
Romawi adalah suatu Negara republic yang independen.negara
romawi dengan system pemerintahan OLIGHARKI LIBERAL,membagi penduduk menjadi
dua golongan , yaitu :
1. Kelompok Aristokrat kaya (patricia)
yang di anggap sebagai warga Negara yang penuh dan yang bercahaya menjadi
pimpinan dibidang militer dan politik.
2.
Kaum Peblea, yaitu terdiri sebagian besar penduduk di anggap
sebagai warga Negara secara tidak penuh,tetapi mereka masih memperoleh
pengakuan hak positif dan perkenankan untuk mengumpulkan kekayaan.bangsa romawi
peradapan yang merupakan perpaduan antara peradapan atau kebudayaan yunani kuno
dengan peradapan timur.
Di bidang organisasi militer,pemerintah,hukum dan
tehnik,bangsa romawi memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dari bangsa
manapun dari masa itu.dibidang militer romawi memiliki disiplin tinggi serta
organisasi yang baik. Pendidikan kemiliteran sangat mengutamakan kebranian ,
kesetiaan serta dedikasi yang tingg pada Negara.
Di usia sampai 15 tahun pendidikan menjadi tanggung jawab
keluarga,yaitu ibu dan ayah.ibu mengajarkan sopan santun,berpakaian dan
membersihkan diri.pendidikan yang diberikan ibu merupakan bagian yang
berhubungan dengan kebutuhan praktisi untuk kehidupan sehari hari dan bertujuan
untuk di persiapkan anak mampu menerima pendidikan berikutnya.pendidikan
berikutnya merupakan tanggung jawab ayah untuk mengajarkan
membaca,berhitung,menulis,berenang dan menggunakan senjata,serta undang-undang
pemerintahan.
Di usia 15-17 tahun anak-anak bangsa romawi harus
mempelajari beberapa pengetahuan antara lain undang-undang pertama Roma yang
tertulis yang berlaku dimasyarakat,juga harus menguasai syair-syair serta
sejarah kepahlawanan.pada usia 18 tahun semua anak laki-laki harus masuk asrama
militer untuk di latih dan di bina ketrampilan berperang.sebelum memasuki masa
dewasa dan pemuda-pemuda diajari politik dengan mengikuti siding-sidang SENAT.
Pada usia 20 tahun mereka diakui sebagai warga Negara dewasa yang berkewajiban
dan mempunyai hak dalam semua bidang kehidupan bernegara.olahraga yang popular
dimasyarakat adalah HARPASTUM (main
bola) dan angkat besi.juga mereka menggemari tontonan yang berupa tinju, PANCRATION (gabungan tinju dan gulat), gladiator dan perkelahian antara
manusia dengan binatang.masyarakat romawi sangat memuji muji para pemenang
dalam pertandingan dan perkelahian itu.
7. Eropa
dan Perkembangan Global
Beberapa
ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah
penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah
dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para
penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang
berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.)
Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkalasejak Olimpiade Kuno sampai
pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
makanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau
kompetisi dalam skala yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur.
Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan
meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses
yanglebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan
komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan
popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, di
mana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan
dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa
penulis mencatat.)Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer,
terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dijelaskan dengan post-modern:
extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga
petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari,
contohnya white water rafting,canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan,
orienteering.
8. Sejarah
Olympic Games, Olympiade Kuno
Untuk
pertama kalinya pesta olahraga Olympiade dilangsungkan dalam tahun 776 SM
sebagai penghormatan kepada dewa Yunani Zeus di kota Olympia di tepi sungai
Alphecis Yunani.Olympiade Kuno ini dilakukan setiap 4 tahun sekali. Peserta
dalam Olympiade kuno hanya untuk laki-laki, perempuan tidak diperkenankan. Pada
tahun 394 SM Emperior dari Roma Theodosius Akbar yang berkuasa waktu itu
menghentikan dan melarang pertandingan-pertandingan Olympiade Kuno tersebut.
9.
Olympiade Modern
Pada
bulan Juni 1894 seorang sarjana Perancis ahli sejarah dan Pendidikan bernama
Baron Piere de Coubertin yang dilahirkan di Paris tanggal 1 Januari 1863
mengundang dan mengumpulkan wakil-wakil dari beberapa Negara untuk membentuk
Olympiade Modern. Maka pada tanggal 23 Juni 1894 keputusan 15 negara untuk
mengadakan Olympiade gaya baru dengan agenda pertandingan olahraga tiap 4 tahun
sekali. Maka dengan ini pada tahun 1896 di Athena (Yunani) Olympiade Modern I
di adakan kembali.
Daftar Pustaka
Sudjana I Nengah, S.pd, M.Pd,2009,Sejarah
Olahraga dan Pendidikan Jasmani,Malang,Universitas Negeri Malang.
Mu’arifin,
M.Pd,2009,Dasar-dasar Jasmani dan Olahraga,Malang,Universitas Negeri Malang.
Hariyoko. 2003. Sejarah Olahraga dan
Perkembangan Pendidikan Jasmani. Malang : Elang Emas.
Husdarta,
H.J.S. 2011. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung. Alfabeta.
Depdiknas.
2003.Sejarah Olahraga Indonesia. Jakarta.DIKTI.
Post a Comment
Post a Comment