Theme images by Igniel

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

Jumlah Pengunjung

Archive

Universitas Megarezky

Universitas Megarezky
FKIP Universitas Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky
Yukkss Daftarkan Segara Diri Anda untuk menjadi Bagian dari Kami

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky
Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021

Translate

Follow Us

Halaman Facebook

Universitas Megarezky

Comment

Bacaan Favorit

Sistem Energy Pada Olahraga Wanita

1 comment
SISTEM ENERGI PADA  WANITA

Sistem Energi ATP-PC
     Karena jumlah massa otot rangka pada wanita lebih sedikit pada wanita, maka jumlah cadangan phospagen yang tersedia pada saat latihan juga sedikit. Perbandingan  kapasitas fungsional dari sistem ATP-PC antara pria dan wanita dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, fast component of recovery oxygen measurements, Margaria anaerobic Power Test, rasio peforma / perbandingan peforma antara pria dan wanita.



Sistem Energi Glikolisis- Anaerobik
Wanita cenderung memiliki kadar asam laktat dalam darah yang lebih rendah dibandingkan dengan pria setelah latihan maksimal. Kadar asam laktat yang lebih rendah itu menunjukkan bahwa kapasitas sistem energi anaerobik-glikolisis juga lebih rendah pada wanita. Sama seperti sistem ATP-PC, salah satu alasan kapasitas sistem asam laktat  lebih rendah pada wanita adalah jumlah massa otot yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa wanita berkemungkinan sedikit lebih mengalami kerugian ketika bersaing dalam kompetisi yang melibatkan sebagaian besar sistem asam laktat dibandingkan dengan pria.

Sistem Energi Aerobik
Seperti pada dua kapasitas anaerobik yang telah disebutkan sebelumnya, kemampuan aerobik maksimal (VO2 max) wanita juga lebih rendah dibandingkan dengan pria, sekitar 15 sampai 25%. Fox, (1993) mengatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan :
1.      Perbedaan VO2 max antara pria dan wanita ini tidak tampak pada usia muda dan paling jelas selama dewasa atau setengah baya. Hal ini berhubungan dengan fakta seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa perbedaan ukuran tubuh dan komposisi tubuh antara pria dan wanita sangat sedikit sebelum puberitas dan  perbedaanya sangat besar saat dewasa.
2.      Perbedaan VO2 max antara dua jenis kelamin sangat kecil jika dinyatakan relatif terhadap dimensi ukuran tubuh seperti berat badan. Pada perbedaan ukuran tubuh dan komposisi antara 2 jenis kelamin ini. Karena metabolisme yang bekerja pada otot rangka menentukan kemapuan VO2 max. Perbedaan VO2 max antara pria dan wanita rendah jika VO2 max dinyatakan reatif terhadap massa tubuh tanpa lemak dan bahkan ke tingkat yang lebih rendah ketika berhubungan dengan massa otot aktif. Pada kenyataannya dalam performa atletik hanya yang mempunyai hubungan bermakna dibahas sebelumnya yaitu antara VO2 max dan total berat badan. Ini dikarenakan sebagian besar latihan dan kegiatan olahraga merupakan pergerakan  dari jumlah berat badan yang meliputi sebagian besar beban kerjanya.

     Seperti yang telah dibahas sebelumnya, wanita menunjukkan konsentrasi hemoglobin yang rendah daripada pria dan mereka cenderung memiliki jantung yang lebih kecil meskipun besar jantung adalah relatif terhadap berat badan. Konsentrasi hemoglobin yang rendah berhubungan dengan kapasitas pengiriman oksigen yang rendah dalam darah dan jantung yang kecil berhubungan dengan volume maksimum detak dan keluaran jantung yang kecil pula. Disebabkan oleh pengangkutan oksigennya yang lebih rendah dan persentasi lemak tubuh yang lebih besar, wanita cenderung memperlihatkan nilai VO2 max (dalam berat badan relatif) yang relatif lebih rendah daripada pria. Pada orang dewasa tidak terlatih perbedaan nilai VO2 max dalam berat relatif kira- kira 20%. Perbedaan ini lebih sempit pada atlit yang terlatih, seperti contoh pada atlit daya tahan kelas dunia (pelari, perenang, pembalab sepeda) VO2 max pada pria lebih kurang 70ml/kg/men dan 80ml/kg/men pada wanita, Astrand (1967).
     Lebih rendahnya konsentrasi Hb pada wanita dewasa kadang- kadang dikaitkan dengan anemia/kekurangan zat besi. Anemia menandakan konsentrasi Hb dibawah normal dan menunjukkan keseimbangan negatif dari zat besi (umumnya asupan dan penyerapan zat besi tidak memadai). Kekurangan zat besi pada wanita dewasa berhubungan dengan pendarahan pada saat menstruasi.


Kekuatan Pada Wanita
Untuk luas penampang melintang yang sama, power otot wanita adalah 20-25% lebih rendah daripada pria. Hali ini disebabkan struktur histologisnya yang berbeda, yaitu karena otot wanita mempunyai lemak yang lebih banyak, maka kepadatan serabut-serabut otot per luas penampang melintang yang sama lebih sedikit daripada pria. Misalnya kekuatan fleksor lengan pada wanita normal hanya sebesar 53-60% pria. Dalam perkembangannya pada masa anak-anak dan usia muda, pada awalnya tidak ada perbedaan yang signifikan antar gender dalam hal ratio berat badan terhadap kekuatannya, untuk anak 13-14 tahun ratio itu praktis sama. Jadi pada awal pubertas kekuatan anak-anak wanita dan pria kurang lebih sama. Tetapi pada saat dewasa, kekuatan wanita bertambah dengan ¼ nya sedangkan kekuatan pria bertambah dengan 2/3 nya. Ini berarti bahwa daya keterlatihan kekuatan pria lebih dari 2x daya keterlatihan wanita. Di bawah pengaruh hormon anabolic steroid perkembangan otot wanita dapat menjadi lebih baik, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh unsur androgenik dari hormon anabolik tersebut, dan oleh karena itu hormon anabolic steroid dapat menimbulkan efek virilisasi (menimbulkan ciri-ciri kelamin pria).
Wilmore, (1982) melaporkan bahwa nilai kekuatan gabungan adalah 30-40% lebih besar pada pria daripada wanita. Bagaimanapun, sebagian besar perbedaan tersebut disebabkan oleh kekuatan tubuh wanita  bagian atas yang jauh lebih rendah. Perbedaan jenis kelamin dalam kekuatan rupanya seluruhnya disebabkan oleh jumlah otot, bukan kualitas otot. Tentu saja, kekuatan adalah suatu kunci yang menentukan penampilan pada semua jenis olahraga yang memerlukan pemakaian tenaga untuk sasaran luar. Perbedaan pada berat badan dan massa otot ini mungkin dapat menjelaskan banyak perbedaan penampilan yang disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin pada kegiatan olahraga yang berhubungan dengan kekuatan.
Fox, (1993) mengatakan perbedaan kekuatan antara pria dan wanita harus dikaji dari 3 sudut pandang :
1.      Kekuatan absolut
2.      Kekuatan dalam kaitannya dengan ukuran dan komposisi tubuh.
3.      Kekuatan dalam kaitannya dengan ukuran otot

 Kekuatan Absolut
     Kekuatan abosolut merupakan kemampuan otot untuk menggunakan kekuatan secara maksimal tanpa memperhatikan berat badannya sendiri. Kekuatan absolut pada pria lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Kekuatan otot umumnya pada pada wanita adalah sekitar dua pertiga kekuatan otot pria. Sebagai contoh, dibandingkan dengan pria wanita lebih lemah di dada, lengan dan bahu akan tetapi terkuat di otot kaki. Hal ini cenderung berkaitan dengan fakta bahwa pria dan wanita menggunakan kaki mereka untuk tingkat aktivitas yang sama, misalnya berdiri, berjalan, berlari, naik tangga dan lain-lain. Di sisi lain, wanita yang baru-baru ini  mempunyai minat yang kuat pada latihan beban dan mempunyai keterlibatan yang lebih besar dalam olahraga, memiliki sedikit kesempatan untuk menggunakan otot-otot ekstremitas atas mereka.

        Kekuatan relatif terhadap ukuran dan komposisi tubuh
Sama halnya dengan kemampuan fungsional yang lain yang telah dibahas sebelumnya, perbedaan kekuatan antara pria dan wanita akan berkurang jika dikaitakan dengan ukuran tubuh. Kekuatan kaki per berat badan tanpa lemak sebenarnya hampir sama pada pria dan wanita. Fakta bahwa kekuatan kaki antara kedua jenis kelmin adalah sama  ketika dinyatakan per berat badan tanpa lemak baru-baru ini ditunjukkan pada kekuatan isokinetik. Mesikipun kekuatan isometrik dan isokinetik pada ektensor lutut pada kecepatan gerak yang lambat (misalnya, 60 derajat/men)  adalah sama antara pria dan wanita. Namun, kekuatan isokinetik pada kecepatan gerak yang lebih cepat (180-300 derajat/men) secara signifikan lebih besar pada pria. Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita ini terkait dengan perbedaan jenis serat otot adan jenis serat otot yang digunakan.

Kekuatan relatif terhadap ukuran otot
     Sejauh yang diketahui kekuatan reltif terhadap ukuran otot (dinyatakan sebagai luas penampang otot) adalah sama untuk pria dan wanita. Dengan kata lain meskipun kekuatan absolut pada wanita hanya sekitar 70% dari kekuatan absolut pria akan tetapi  kualitas serat otot untuk mengerahkan kekuatan adalah sama atau tidak tergantung pada jenis kelamin.

Pengaruh Latihan Beban Pada Wanita
     Salah satu konsep yang paling disalahpahami oleh pelatih atau spesialis kebugaran  dari efek program latihan beban pada individu terutama pada wanita  adalah bahwa meskipun program latihan beban meningkatkan kekuatan juga menghasilkan otot yang menonjol dan akan berubah menjadi lemak ketika program tidak lagi dilanjutkan. Untuk itu perlu pemahaman secara mendalam mengenai kesalahpahaman dari konsep ini.
a.       Peningkatan kekuatan
Beberapa hasil penlitian menunjukkan kekuatan otot pada pria dan wanita bisa ditingkatkan melalui latihan beban.. Jumlah peningkatan kekuatan otot  yang dihasilkan adalah sama antara pria dan wanita kecuali pada bagian otot lengan. Wilmore (1982) mengatakan, dengan mengikuti latihan beban yang terprogram pria dan wanita mengalami sedikit perubahan dalam berat badan total, hilangnya lemak tubuh dan peningkatan pada massa otot. Kehilangan pada lemak tubuh cenderung lebih besar pada wanita sedangkan peningkatan pada massa otot cenderung lebih besar pada pria.
b.      Hipertrofi otot
Peningkatan kekuatan otot biasanya disertai dengan peningkatan serat otot. Akan tetapi peningkatan ini kurang menonjol pada wanita. Pada setiap kasus, peningkatan ketebalan  otot lebih besar pada pria daripada wanita. Peningkatan ketebalan otot yang terbesar pada wanita adala 0.6 cm. Terjadinya peningkatan ketebalan otot yang kecil ini dengan jelas menunjukkan bahwa latihan beban yang menyebabkan hipertrofi otot tidak akan mengakibatkan pembangunan otot secara berlebihan atau menghasilkan efek yang maskulin pada wanita. Hipertrofi otot diatur terutama oleh hormon testosteron yaitu sekitar sepuluh kali lebih banyak pada darah pria normal dibandingkan pada wanita normal. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah massa otot yag lebih kecil dan cadangan lemak subkutan lemak yang lebih besar pada wanita yang cendrung membuat wanita cadi lebih lembut dan mencirikan karakteristik sebagai seorang wanita.

Posted By Admin

aminuddin
Aminuddin S.Or.,M.kes Dg Nyampo, Akademisi dan praktisi di bidang ilmu Kesehatan Olahraga.

Related Posts

1 comment

Post a Comment