penerapan fungsi-fungsi manajemen pada turnamen estafet kelereng
Latar Belakang
Manajemen
pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber
daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilili untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental serta emosional. Pendidikan jasmani dan olahraga memperlakukan anak
sebagai sebuah kesatuan yang utuh, sebagai makhluk total, bukan sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.
Pendidikan
jasmani dan olahraga bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak
setinggi-tingginya, yang meliputi tiga ranah atau domain yakni kogntif,
psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan. Tujuan tersebut merupakan pedoman bagi guru pendidikan
jasmani dan olahraga dalam melaksanaan tugasnya. Tujuan tersebut bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran
yang direncanakan secara matang, tentunya dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
Manajemen
pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pengendalian atau pengawasan, dan evaluasi
sumber daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpililih
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dunia olahraga pada umumnya
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini tidak lepas dari peran
serta berbagai pihak yang memberikan dukungan kepada masyarakat khususnya
kepada siswa-siswi untuk mengaktualisasikan kreatifitas dan sportivitasnya
dalam sebuah turnamen/kompotisi. Potensi-potensi mereka memerlukan ruang dan
waktu untuk berprestasi.
Salah satu kegiatan dari
pendidikan jasmani dan olahraga yang cukup sederhana, menarik, dan tidak
membutuhkan banyak biaya adalah estafet kelereng. Estafet kelereng ini
merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan kelereng ke dalam mangkuk
yang sudah disediakan. Masing-masing tim harus bekerja sama dalam membawa
kelereng dengan menggunakan bed tennis meja.
Permainan estafet kelereng
ini dapat meningkatkan kualitas maupun
kuantitas olahraga bagi siswa-siswi khususnya di pesantren Al-Qamar Takalar.
Permainan ini juga dapat menjaga silaturahmi antar sesama siswa, menjaga kerjasama tim, kekompakan, kecepatan,
dan kehati-hatian dalam berkompetisi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kami menganggap
perlu
mengadakan turnamen olah raga. Estafet
Kelereng sebagai salah satu cabang olahraga menjadi pilihan
kami. Supaya turnamen berjalan efektif dan efisien serta memperoleh hasil yang
maksimal, kami menerapkan fungsi-fungsi manajemen
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada
latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana gambaran proses penerapan fungsi-fungsi manajemen pada turnamen
estafet kelereng?
2. Manfaat apa sajakah yang diperoleh dari
penerapan fungsi-fungsi manajemen pada turnamen Estafet Kelereng?
Tujuan
Kegiatan
Berdasarkan rumusan
masalah yang telah dikemukakan, maka pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk:
1. Menggambarkan proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen pada turnamen estafet kelereng.
2. Mendeskripsikan
manfaat yang diperoleh dari penerapan
fungsi-fungsi manajemen pada turnamen Estafet Kelereng.
Manfaat
Kegiatan/Program
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diharapkan
bermanfaat sebagai bahan masukan buat dosen, mahasiswa, siswa dan guru bahwa
fungsi-fungsi manajemen perlu diterapkan di semua lini pekerjaan, khususnya
dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Proses Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen pada Turnamen
Estafet Kelereng.
1. Gambaran
Umum
Perkembangan
ilmu manajemen yang pesat sesuai dengan akumulasi dan perkembangan jaman,
memunculkan pendapat yang beragam tentang fungsi manajemen. Salah satu pendapat
pakar adalah yang dikemukakan oleh Terry (2003:8) bahwa fungsi manajemen
tersebut dikenal dengan singkatan POAC yaitu: (1) perencanaan (Planning),
(2) pengorganisasian (Organizing), (3) penggerakan (Actuating),
(4) pengawasan (Controlling).
Perencanaan
merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi, sehingga perencanaan
ditempatkan sebagai fungsi pertama. Perencanaan dapat disusun dengan
mempertimbangkan hasil penelitian, observasi, atau argumentasi. Perencanaan
merupakan penjabaran dari strategi awal organisasi.
Planning (perencanaan) yang matang
sangat diperlukan dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa
perencanaan yang matang, kegiatan yang akan dilaksanakan tidak akan berjalan
dengan baik. Perencanaan meliputi
perumusan tujuan, target, sasaran, jenis dan bentuk kegiatan, siapa
pelaksananya, bagaimana prosedur dan teknik pelaksanaannya.
Kegiatan dalam Fungsi
Perencanaan :
a. Menetapkan tujuan dan target
b. Merumuskan strategi untuk mencapai
tujuan
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan
standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
Perencaan merupakan penetapan jawaban kepada
enam pertanyaan berikut :
a. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
b. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
c. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan
?
d. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
e. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
f. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Untuk
melaksanakan perencanaan dengan baik, diperlukan adanya fungsi yang kedua yaitu fungsi
pengorganisasian. Dalam fungsi pengorganisasian perlu ditelaah tentang kegiatan
yang dilakukan, hakekat organisasi, proses interaksi, prinsip organisasi dan
tipe organisasi yang akan dijalankan.
Proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
Organizing (pengorganisasian)
termasuk ke dalam kegiatan penyusunan rencana untuk menciptakan hubungan kerja
antarpersonal dalam suatu kegiatan. Pengorganisasian merupakan rincian
pekerjaan dan pembagian tugas.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
a. Mengalokasikan sumber daya,
merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan.
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab.
c. Kegiatan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga
kerja.
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat.
Dengan terbentuknya suatu
organisasi, dibutuhkan adanya usaha untuk menggerakkan organisasi tersebut.
Dalam proses penggerakkan tersebut perlu dicermati proses intraksi antar
manusia. Oleh karena itu, perlu adanya
tatanan yang menyangkut manusia, pendekatan, potensi, perilaku serta segala hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas organisasi. Actuating
(pelaksanaan) adalah apa yang telah direncanakan akan dilaksanakan dengan baik.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tim kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan.
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
Setelah
ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul adalah perlu adanya suatu
pengawasan terhadap jalannya proses-proses sebelumnya. Pada hakekatnya
pengawasan mencakup penilaian tentang pekerjaan sehingga pengawasan harus
mampu menjadi suatu upaya dalam meluruskan roda organisasi agar tidak terjadi.
Pengawasan juga dapat dijadikan evaluasi aktivitas organisasi menyangkut proses
perencanaan, pengorganisasian maupun tahapan pelaksanaan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan.
Kegiatan dalam Fungsi
Pengawasan:
a. Mengevaluasi keberhasilan
dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan.
b. Mengambil langkah
klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
c. Melakukan berbagai
alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan
dan target bisnis.
Teori-teori tentang fungsi-fungsi manajemen tersebut di atas
didiskusikan di kampus sebelum ke lapangan melaksanakan turnamen. Setelah itu,
tim meninjau lokasi atau sasaran pelaksanaan turnamen sekaligus mendiskusikan
rencana pelaksanaan turnamen kepada pihak
sekolah/pesantren.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan/
turnamen estafet kelereng dilaksanakan di MA Pesantren Al-Qamar Takalar.
Pesertanya adalah perwakilan dari masing-masing kelas yang terdiri atas 8
tim. Kelas X diikuti 4 tim yaitu XA, XB,
XC, dan XD dan Kelas X1 juga diikuti
oleh 4 tim yaitu XI A, XI B, XI C, dan
XI D.
Sistem
kompetisi yang dipakai pada turnamen ini adalah sistem gugur. Pada kompetisi pertama diikuti 8 tim,
kompetisi kedua (semi final) diikuti 4 tim, kompetisi ketiga (final) diikuti 2
tim yang pada akhirnya menentukan satu pemenang.
NAMA TIM |
TIM SEMI FINAL |
TIM YANG MASUK FINAL |
PEMENANG |
1.
XI A MA VS X D MA 2.
XI C MA VS XI B MA 3.
X A MA
VS XI D MA 4.
X C MA
VS X B MA |
1.
X D MA VS XI B MA 2.
XI D MA VS X C MA |
1. XI B MA VS X C MA |
X C MA |
B. Manfaat yang diperoleh dari penerapan fungsi-fungsi manajemen pada
turnamen Estafet Kelereng
Estafet kelereng merupakan permainan yang
dimainkan oleh dua tim, masing-masing
tim
beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan kelereng ke dalam mangkuk
yang sudah disediakan. Masing-masing tim harus bekerja sama dalam membawa
kelereng dengan menggunakan Bet.
Ada banyak manfaat
yang diperoleh dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen pada pelaksanaan
turnamen Estafet Kelereng di MA Pesantren Al-Qamar Takalar yaitu:
a. Kerja sama tim
terlihat pada saat pemain pertama memindahkan kelereng ke pemain kedua, pemain
kedua ke pemain ketiga dan seterusnya.
b. Membagi tugas sampai habis dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Masing-masing pemain melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
mengantarkan kelereng sampai ke tujuan.
c. Kontrol diri sendiri, dalam permainan ini pemain mengatur
diri sendiri kapan seharusnya ia bertindak dan kapan memberikan kesempatan.
d. Mengatur strategi
bermain secara bersama-sama. Pemain
harus punya strategi yang jitu untuk memenangkan pertandingan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad
Paturusi (2012). Manajemen Pendidikan
Jasmani. PT Rineka Cipta Jakarta
H.J.S.
Husdarta (2015). Manajemen Pendidikan
Jasmani. Alfabeta Bandung
M.Manullang
(2012). Dasar-Dasar Manajemen. Gajah
Mada University Press Karyoto (2016)
Herujito,
Yayat. M. (1992). Dasar-Dasar Manajemen
Edisi 7. FP-IPB : Bogor
Purhadi,
Gusti. (2003). Perkembangan Ilmu
Manajemen. Binaputra : Jakarta
Reksohadiprodjo,
Sukanto. (1992). Dasar-Dasar Manajemen. BPFE :
Yogyakarta
Solihin,
Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Erlangga :
Jakarta Stoner, James A.F. 1990.
Miftah
Thoha (2001). Kepemimpinan dalam
Manajemen. PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Gary
A.Yukl dengan Alih Bahasa Yusuf Udaya (1998) Kepemimpinan dalam Organisasi Edisi BI dari Leadership in Organization.
Prenhallindo, Jakarta
Post a Comment
Post a Comment