BIOMEKANIKA DALAM OLAHRAGA (SERI-2 GERAK/MOVEMENT )
A.
GERAK
Gerak
adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri
didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.Sebuah benda
dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya
baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati. Gerak bersifat relatif
artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang
bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja yang ada dibumi
pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi bila
matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi
matahari.
Seorang atlet dapat
bergerak dengan tiga cara yang berbeda. Geraknya bisa linier (yaitu dalam garis
lurus), anguler (dalam bentuk rotasi), atau gabungan gerak linier dan anguler
yang disebut gerak kombinasi (general motion). Dalam olahraga, kombinasi
kedua gerak ini yang paling sering terjadi, dan gerak anguler yang paling
dominan. Hal ini karena kebanyakan gerak atlet berasal dari ayunan, aksi
putaran anggota tubuh ketika berputar melalui sendinya.
Contoh
lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan menjauhi
C. Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi keduanya
terhadap C. Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak ada
perubahan posisi A terhadap B. Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A yang
dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. Lain lagi
menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam
tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan pengamat. Contoh yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita naik mobil yang berjalan
maka pohon yang ada dipinggir jalan kelihatan bergerak. Ini berarti pohon telah
melakukan gerak semu. Gerakan semu pohon ini disebabkan karena kita yang
melihat sambil bergerak. Beberapa contoh gerakan pada manusia adalah sebagai
berikut :
Hukum Gerak
Hukum gerak Newton
tentang gerak terdiri atas 3 macam yaitu :
1.
Hukum Newton I (Kelembaman)
Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol (tidak ada gaya yang
bekerja), benda diam (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan, kalau
pada benda tersebut tidak ada sebab-sebab yang memperngaruhinya.
2.
Hukum Newton II (percepatan)
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja, dan
berbanding terbalik dengan massa benda itu.
F = m . A
3.
Hukum newton III (aksi-reaksi)
Bila dua buah benda berinteraksi, gaya yang diadakan
oleh benda yang satu kepada benda yang lain sama besarnya dan berlawanan arah
Sedangkan jenis gerak ada 3
yaitu a) Gerak translasi
(gerak linier), terjadi karena objek bergerak dari satu tempat ke tempat lain
(translate), Gerak
translasi dapat diartikan sebagai gerak pergeseran
suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama, b) Gerak rotasi atau angular, gerak rotasi atau angular atau berputar terjadi bila objek bergerak
pada lintasan lingkaran mengelilingisatu titik yang tetap. Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu
lingkaran dengan laju konstan maka bendatersebut mengalami gerak melingkar
beraturan. Suatu benda dikatakan mengalami gerak melingkar jika lintasan
geraknya berupa lingkaran. Contoh gerak melingkar antara lainpergerakan roda kendaraan,
gerak pada baling-baling kipas angin, dan gerak jarum jam. c). Gerakan kombinasi antara gerakan
translasi dan gerakan angular.
1.
Gerak
Linier (Linier motion)
Gerak
linier disebut juga translasi, menggambarkan situasi dimana seluruh bagian
benda bergerak dengan jarak, arah, dan waktu yang sama. Seperti yang dapat kita
bayangkan, hal ini sukar terjadi pada atlet, karena beberapa bagian anggota
tubuh dapat bergerak ketika bagian tubuh lainnya tidak bergerak. Tetapi
contohnya ada, seorang atlet sepatu roda berada pada posisi diam ketika rodanya
meluncur dalam garis lurus adalah gerak translasi.
Seorang pesenam melakukan gerak
rectilinear,curvilinear, dan rotasi
Gerak Angular (AngularMotion)
Gerak rotasi, spin, salto, dan
twist, merupakan nama lain untuk gerak anguler. Seluruh istilah tersebut
menunjukkan bahwa sebuah benda atau seorang atlet sedang berputar beberapa
derajat. Dalam olahraga seperti senam, loncat indah, atlet sering melakukan
setengah putaran (180 derajat), putaran penuh (revolution) 360 derajat.
Untuk menciptakan gerak
anguler, maka gerakan harus terjadi di sekitar poros. Tubuh atlet mempunyai
banyak persendian dan seluruhnya bekerja sebagai poros. Gerak rotasi yang
paling sering terlihat adalah di sekitar sendi bahu, lengan bawah sekitar sendi
sikut, dan tangan sekitar sendi pergelangan tangan. Sendi panggul beraksi
sebagai poros bagi tungkai, sendi lutut untuk tungkai bawah, dan sendi
pergelangan kaki untuk kaki. Gerakan tergantung pada gerak rotasi dari tiap
segmen (yaitu kaki, tulang kering, dan paha) anggota tubuh atlet ketika
bergerak pada sendinya.
2. Gerak Kombinasi
Jenis gerak ini dapat diamati pada
lari sprint. Pada nomor lari 100 m, atlet berlari dari star dampai finish
secepat mungkin. Meskipun atlet mengetahui bahwa jarak terpendek antara start
dan finish adalah garis lurus dan harus ditempuh dengan gerak linier, maka
sangatlah tidak mungkin untuk berlari dengan menggunakan gerak linier. Jika
kita amati pelari sprint, maka akan terlihat naik turunnya posisi tubuh atlet
dari satu langkah ke langkah lainnya. Beberapa gerakannya adalah linier, tetapi
sebagian besar adalah anguler. Secara keseluruhan, gerak sprint atlet termasuk
gerak kombinasi.
Gerak Proyektil
Dalam
berbagai cabang olahraga, seringkali atlet dan alat-alat yang di gunakannya
diproyeksikan (bergerak melayang di udara), yang selanjutnya disebut sebagai
proyektil. Proyektil bisa berupa bola golf, bola basket, lembing, atau pelompat
dan pesenam. Cabang-cabang olahraga ini menuntut atlet untuk memanipulasi,
mengontrol, atau menilai lintasan melayang yang terjadi. Contoh, pelompat
tinggi bertujuan untuk memperoleh ketinggian, jarak, dan rotasi, sehingga dapat
berhasil melompat melewati atas mistar. Pemanah menempatkan busur dan anak
panah serta menarik tali busur dengan jarak yang sesuai, sehingga anak panahnya
bisa tepat mengenai sasaran. Penjaga gawang dalam sepakbola harus memperkirakan
kecepatan dan jalur melayangnya bola, agar tidak kemasukan gol. Dalam berbagai
cabang olahraga tersebut, beberapa faktor mempengaruhi sifat-sifat jalur
melayangnya : sudut, kecepatan, dan ketinggian saat lepas.
Apabila
sekitar kita tidak ada gravitasi dan tahanan udara, kemudian seorang
melemparkan bola baseball dengan sudut 35 derajat di atas bidang horisontal.
Tanpa gaya gravitasi dan tahanan udara, maka bola akan melayang tidak menentu.
Dalam
kenyataannya, kita ketahui bahwa gravitasi menarik bola ke arah bumi. Tanpa
mempertimbangkan efek disebabkan spin, maka tahanan udara akan menghambat gerak
bola ke depan pada saat naik ke udara dan turun ke bawah. Gravitasi dan tahanan
udara mengubah lintasan bola dari garis lurus dengan 35 derajat, menjadi
lintasan melengkung sampai ketinggian tertentu dan kemudian melengkung turun ke
permukaan bumi.
Karena
bola secara konstan ditarik ke arah bumi, maka gravitasi menahan naiknya bola
(yaitu komponen vertikalnya) sehingga setelah waktu tertentu bola tidak lagi
naik dan mulai jatuh ke bumi. Jarak horisontal yang ditempuh bola selama
melayang ditentukan oleh kombinasi tiga faktor, yaitu : sudut saat lepas,
kecepatan bola saat lepas, dan ketinggian bola saat dilepaskan.
Dalam
lompat jauh, karena pelompat melakukan take off dari atas tanah dan ingin
melayang sejauh mungkin, maka orang beranggapan bahwa sudutnya harus 45
derajat. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Pelompat jauh sebenarnya melakukan
take off dengan sudut antara 20 sampai 22 derajat. Kedua tipe pelompat akan
dipaksa untuk menghentikan kecepatan larinya saat mendekati take off dengan
sudut 45 derajat. Tidak ada pelompat jauh yang menginginkan hal ini, karena
penurunan kecepatan lari awalan secara drastis akan menurunkan jarak melayang
dan jarak lompatan. Dengan demikian para pelompat mengatur kecepatan dan sudut
take offnya. Kecepatan merupakan faktor yang sangatpenting. Hasilnya adalah
sudut take offnya diturunkan dari 45 derajat menjadi 20 sampai 22 derajat.
A. MACAM-MACAM
GERAK
Gerak bedasarkan lintasannya gerak dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Gerak
lurus yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lurus
2. Gerak
parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentuk parabola
3. Gerak
melingkar yaitu
gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
Sedangkan berdasarkan percepatannya gerak
dibagi menjadi 2:
1. Gerak
beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0) atau gerak
yang kecepatannya konstan.
2. Gerak
berubah beraturan adalah gerak yang percepatannya konstan (a = konstan) atau
gerak yang kecepatannya berubah secara teratur.
Gerak lurus sendiri dibagi menjadi 2 :
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
GLB adalah gerak gerak
benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya konstan (tetap). Contoh gerak GLB
adalah mobil yang bergerak pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.
Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :
s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau
perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau
kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang
dibutuhkan (s)
Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas tentang perbedaan perpindahan dan jarak tempuh. Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal menuju titik akhir sedangkan jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada peristiwa di atas pepindahannya adalah AB – BC = 200 m – 90 m = 110 m. Sedangkan jarak yang ditempuh adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m. Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga berbeda.
Kecepatan
didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap satuan waktu dan Kelajuan
didefinisikan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Perumusan
yang digunakan pada kecepatan dan kelajuan adalah sama. Karena dalam hal ini
yang kita bahas adalah gerak lurus maka besarnya perpindahan dan jarak yang ditempuh
adalah sama. Berdasar pada alasan ini maka untuk sementara agar mudah dalam membahas,
kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Pada pembahasan GLB
ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata
didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi dengan jumlah waktu
yang diperlukan selama benda bergerak.
v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan / jumlah waktu
Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan adanya gerak
lurus beraturan maka diambillah kecepatan rata-rata untuk menentukan kecepatan
pada gerak lurus beraturan.
2. Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GLBB Adalah gerak
lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah secara
teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari pohonnya, gerak benda
dilempar ke atas.
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
a. GLBB
dipercepat
GLBB yang kecepatannya
makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah jatuh dari pohonnya atau dalam dunia
olahraga seperti lari sprint.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat adalah :
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat
b. GLBB
diperlambat
GLBB yang kecepatannya
makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda
dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat
BERLANJUT KE SERI-3
Carr, G. (1997). Mechanics of Sport, A Practitioner’s Guide. Australia – America. HumanKinetics
Hay, J.
(1993). The Biomechanics of Sports Techniques. New Jersey. Prentice-Hall
Inc.
Hall, S.J.
(1995). Basic Biomechanics. New York. The McGraw-Hill Companies Inc.
Adrian,
M.J. (1995). Biomechanics of Human Movement. New York. WCB /
McGraw-Hill.
Carr, G.
(1997). Mechanics of Sport, A Practitioner’s Guide. Australia – America.
HumanKinetics
Winter,
D.A. (1979). Biomechanics of Human Movement. New York. John Wiley &
Sons.
Post a Comment
Post a Comment