BIOMEKANIKA DALAM OLAHRAGA (SERI I-DEFENISI)
1.
Defenisi
Biomekanika Olahraga
Perlunya
pengetahuan mekanika gerak dalam memahami teknik cabang olahraga dan seluruh gerak manusia (human movement)
sudah tidak disangsikan lagi.
Guru
pendidikan jasmani, pelatih, dan atlet akan menghadapi kesulitan jika tidak
memiliki pengetahuan mekanika gerak yang mendasari teknik cabang olahraga yang
diajarkan. Mereka akan mempunyai kerugian ketika dihadapkan pada pemilihan
teknik terbaik yang harus digunakan, keputusan bagaimana memodifikasi teknik
tertentu yang memudahkan untuk karakteristik pribadi atlet, mengamati kesalahan
dan mengidentifikasi penyebabnya, serta cara-cara tertentu untuk membetulkan
kesalahan tersebut.
Ilmu
mekanika gerak seringkali dijelaskan dengan menggunakan beberapa cabang
pengetahuan matematika. Tetapi hal ini sering menimbulkan kesulitan bagi mereka
yang kurang memahami matematika. Para pengajar mekanika gerak telah berusaha
keras untuk mengatasi kesulitan ini dengan menyederhanakan rumus-rumus
matematika dengan menyajikan konsep-konsep dasar dalam istilah-istilah
non-matematika. Oleh karena itu, dalam pembahasan buku ini untuk memudahkan
pembaca memahami mekanika gerak manusia, maka tidak digunakan rumus-rumus atau
penghitungan matematika. tulisan ini diperuntukkan bagi para pelatih, guru penjas,
atlet, mahasiswa olahraga dan penggemar olahraga secara sederhana –
tidak ada istilah-istilah matematika dan menyajikan contoh-contoh yang menarik
tentang persoalan gerak. Tulisan dalam buku ini mudah untuk dibaca dan
memudahkan pembaca untuk memahami mekanika gerak.
Mekanika
adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan
dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang
disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu
dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo
Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar
bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu
dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum
gerak dan gravitasi. Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan
adalah ilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika.
Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik.
Biomekanika
didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan
ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan
hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan
dan sistem dalam biologi dan kedokteran.
Sedangkan
menurut Hidayat Imam (1996 : 5 )Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang
menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama system
lokomotor dari tubuh. Lokomotor yaitu kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak
karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya berat.Biomekanika adalah
Ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika terhadap struktur tubuh manusia
pada saat melakukan olahraga. Biomekanika Olahraga
adalah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur
hidup, terutama sistem lokomotor dari tubuh (lokomotor = kegiatan dimana
seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya
beratnya. Biomekanika olahragamempelajari bentuk dan macam-macam gerakan atas
dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis gerakan untuk dimengerti.
“Biomekanika
Olahraga adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika terhadap struktur
tubuh manusia pada saat melakukan aktivitas olahraga”.
Biomekanikaolahragaberhubungan
erat terutama dengan sistem neuromusculo skele pada manusia. Perhatian harus
difokuskan kepada prinsip anatomis yang berhubungan dengan gerak tubuh.
Prinsip-prinsip dasar mekanik yang berlaku, terutama pada fungsi kerangka, bentuk
persendian, fungsi otot,dan fungsi
mekanik menjadi ilmu pengetahuan suplementer yang perlu diketahui.
2.
Tujuan
dan Ruang Lingkup Biomekanika Olahraga
Tujuan mempelajari biomekanika dalam penerapan ilmu
olahraga adalah :
1.Memahami
suatu bentuk/model gerak dasar dalam olahraga sehingga mampu mengembangkannya
dengan baik.
2. Mampu
memahami perkembangan gerak dasar.
3.Mampu
menerapkan suatu bentuk yang sesuai dengan karakteristik fisik seseorang dalam
berolahraga, dengan baik dan benar.
4. Mengetahui
konsep ilmiah dasar yang diaplikasikan dalam bentuk gerak manusia.
5. Kemampuan
untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan.
Dengan demikian, seorang atlet, guru,
pelatih olahraga akan mempunyai kompetensi untuk menjawab.
a. a. Bagaimana pelaksanaan gerak yang benar. b.Apa yang salah pada gerakan itu. c. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.
Melalui
biomekanika maka kita akan membiasakan diri untuk melakukan kegiatan dengan
cara yang efisien, berjalan dengan efisien, berlari, melempar, melompat dan
segala aktivitas olahraga pun efisien pula. Bila gerak itu efisien maka kita
dapat mengontrol dan meguasai sikap, baik dalam keadaan diam maupun dalam
keadaan bergerak.
Sedangkan Menurut Hidayat Imam (1996 :
5) Tujuan biomekanika yaitu
(1) Menambah pengetahuan dasar
sehingga kita mempunyai cakrawala yang lebih luas tentang gerakan tubuh
(2)
Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan
(3)
Mengetahui persyaratan-persyaratan teknis dari setiap tugas gerak.
3.
Fungsi
Biomekanika Olahraga
Mekanika
gerak (Biomekanika Olahraga) telah banyak ditulis untuk para guru
penjas, dosen, pelatih, dan atlet. Ilmu ini menjelaskan bagaimana pengetahuan
mekanika cabang olahraga membantu untuk menciptakan penampilan (performance)
yang lebih baik. Bagi para pelatih, ilmu ini akan membantunya menjadi seorang
pelatih yang lebih baik. Bagi para atlet
akan menemukan bahwa informasi pengetahuan ini membantu memperbaiki
penampilannya. Bahkan bagi seorang penggemar olahraga, dengan memahami ilmu ini
akan mengubahnya menjadi seorang pengamat yang kritis.
Para
ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang mekanika mempelajari pengaruh dari
gaya-gaya (force) (seperti gravitasi, gesekan, dan tahanan udara) pada
benda hidup dan benda mati. Pengetahuan ini digunakan untuk membantu mendesain
benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gedung-gedung,
jembatan, kendaraan, dan pesawat terbang. Selain itu pula, para ahli mengukur
pengaruh dari gaya-gaya tersebut yang bekerja pada manusia dan sebaliknya,
pengaruh gaya yang disebabkan olah manusia.
Nampaknya
jelas bagi kita bahwa gaya gravitasi, gesekan, dan tahanan udara tidak
menyebabkan adanya pengaruh yang berbeda selama aktivitas olahraga dan
kehidupan sehari-hari. Seorang pelompat tinggi harus melawan gaya gravitasi,
seseorang yang sedang menaiki tangga atau sebuah pesawat terbang yang sedang
lepas landas (take off). Begitu pula, gaya tahanan udara (air resistance)
dan gaya gesek (friction) menghambat para pembalap mobil dan pembalap
sepeda yang sedang bertanding. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
mekanika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berlaku juga pada situasi
olahraga.
Dalam
olahraga, prinsip-prinsip mekanika tidak lain dari pada aturan-aturan dasar
yang mengatur aksi atlet. Contohnya, jika pelatih dan atlet memahami
karakteristik gaya gravitasi, maka mereka harus mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk melawan pengaruh gaya ini, dan sebaliknya, aksi-aksi apa saja
yang harus ditampilkan untuk memanfaatkan gaya gravitasi ini. Seorang peloncat
indah yang menyadari bahwa gaya gravitasi bekerja tegak lurus terhadap
permukaan bumi, akan mengetahui lintasan bagaimana yang memudahkan teknik
loncatan optimalnya. Demikian juga, para pegulat akan mempelajari bahwa gaya
gravitasi adalah temannya ketika lawannya telah berada pada posisi yang tidak
seimbang (off balance). Sebaliknya, jika pegulat tidak bisa
mempertahankan stabilitasnya, maka gaya gravitasi akan memutarnya ke samping
dan menjadi sahabat lawannya.
Terdapat
lebih banyak lagi gaya-gaya di permukaan bumi ini selain gravitasi, tahanan
udara, dan gesekan. Gaya-gaya tersebut beraksi degan cara-cara yang berbeda,
dan jika atlet terlibat dalam olahraga yang mengandung unsur kontak tubuh, maka
pelatih harus mempertimbangkan gaya-gaya yang diciptakan oleh lawannya. Jika
anda seorang pelatih dan anda memahami bagaimana seluruh gaya-gaya tersebut
saling berkaitan, maka anda akan lebih mampu untuk menganalisis teknik atlet
dan memperbaiki penampilannya. Jika anda seorang atlet yang memahami
pengetahuan mekanika gerak, maka akan mengetahui mengapa lebih baik mengerahkan
kekuatan otot pada situasi tertentu dan mengapa gerakan dalam teknik lebih baik
ditampilkan dengan cara tertentu dan bukan dengan cara yang lainnya.
Dalam
olahraga, hukum-hukum mekanika tidak diterapkan pada atlet saja. Prinsip
prinsip mekanika juga digunakan untuk memperbaiki efisiensi peralatan olahraga.
Sepatu yang digunakan untuk atletik, ski, dan peralatan keselamatan seluruhnya
dibuat dengan menggunakan pengetahuan tentang gaya-gaya eksternal (external
force) yang ada di muka bumi dan kekuatan otot yang diciptakan atlet.
Ketika
membandingkan penampilan dua orang atlet, kita seringkali menyatakan bahwasalah
satu atlet mempunyai bentuk gerakan yang lebih baik, atau lebih tepatnya
mempunyai teknik yang lebih baik. Apa yang dimaksud dengan teknik ? Teknik
merupakan pola dan rangkaian gerak yang digunakan atlet untuk menampilkan
keterampilan cabang olahraga, seperti pass bawah dalam bola voli, bantingan
panggul dalam judo, atau handspring dalam senam.
Keterampilan
cabang olahraga bervariasi dalam jumlah dan tipenya. Dalam beberapa cabang
olahraga (seperti lempar cakram dan lembing) hanya terdapat satu keterampilan
yang harus ditampilkan. Pelempar harus memberikan putaran dan melemparkan
cakram. Tetapi dalam permainan tenis, pemain harus melakukan forehand,
backhand, voli dan servis. Tiap keterampilan, apakah dalam servis tenis atau
lempar cakram, mempunyai tujuan khusus yang ditentukan oleh aturan cabang
olahraga itu sendiri. Pemain tenis ingin menempatkan bolanya melewati atas net
dan jatuh di daerah servis dengan cara tertentu sehingga lawan tidak bisa
mengembalikannya. Pelempar cakram harus melemparkan cakramnya sejauh mungkin,
dan memastikan cakramnya jatuh di daerah yang sah. Kedua atlet berusaha
menggunakan teknik yang baik, sehingga tujuan tiap keterampilan dapat tercapai
dengan tingkat efisiensi dan keberhasilan tertinggi.
4. Titik Berat, Stabilitas dan Kesetimbangan
Gaya tarik bumi merupakan salah satu gaya tahanan yang paling
besar yang harusdiatasi oleh atlet. Untuk lompat ke udara setinggi mungkin,
mempertahankan stabilitas dankeseimbangan, melempar benda sangat jauh,
seluruhnya memerlukan pemahamanbagaimana gaya-gaya itu bekerja.
Gaya tarik bumi akan menarik atlet pada titik berat tubuh atlet. Dalam posisi apa saja, berdiri ataupun sedang bergerak, maka gaya gravitasi selalu terpusat pada titik berat atlet.Tubuh atlet berbeda dengan besi tolak peluru (titik beratnya tepat di tengah-tengah besi),karena tubuh tidak terbuat dari bahan yang sama, dan juga massanya tidak terdistribusikanmerata dari kepala sampai ujung kaki. Tetapi tubuh atlet tersusun dari bentuk-bentuk dansubstansi yang berbeda seperti tulang, otot, lemak, jaringan, yang seluruhnya tidak samadensitasnya. Tulang dan otot lebih padat dari lemak, sehingga lebih besar massanya danmengisi setiap ruangan yang ditempatinya. Bumi akan menarik lebih kuat bagian-bagiantubuh atlet yang lebih berat. Ini berarti bahwa letak titik berat atlet tidak selalu sama dariberbagai permukaan tubuh atlet, seperti pada besi peluru. Jika seorang atlet mempunyaimassa lebih besar di bagian togok dan tubuh bagian atas dari pada bagian tungkainya, makaletak titik berat atlet akan lebih terpusat ke arah tubuh bagian atas. Jika bagian tungkainyalebih berat, maka sebaliknya. Meskipun letak titik berat atlet tidak sama jaraknya daribagian-bagian tubuhnya, tetapi massa tubuhnya akan seimbang di sekitar titik beratnya.
a. Mencari
Lokasi Titik Berat Badan
Dimanakah
sebenarnya letak titik berat tubuh atlet ? Untuk kebanyakan atlet laki-laki
dewasa yang berdiri dengan kedua lengan di samping, maka titik beratnya
terletak sekitar ketinggian sabuk atau sekitar 1 inch di atas pusar. Untuk
atlet wanita, titik beratnya terletak sedikit lebih bawah. Alasannya, karena
laki-laki lebih berat di sekitar bahu dan lebih
ringan di sekitar panggul, sedangkan wanita sebaliknya.
b. Memindahkan
Titik Berat Badan
Letak
titik berat atlet jarang tetap pada tempat yang sama selama beberapa waktu.
Bahkan ketika sedang tidur, posisi tubuh sedikit berubah, maka akan mengubah
distribusi massa pada tubuh. Akibatnya, akan terjadi perubahan letak titik
berat badannya.
Jika
atlet berdiri tegak dan kemudian menggerakkan tungkainya ke arah depan satu
langkah, maka titik beratnya berpindahn ke arah yang sama. Jika menggerakkan
tungkai dan lengannya, maka titik beratnya berpindah ke depan bahkan lebih jauh
karena lebih banyak massa yang dipindahkannya.
Jarak
berpindahnya titik berat tergantung pada seberapa besar dan jauh massa tubuh
dipindahkan. Tungkai cukup berat dan memiliki massa yang besar, sehingga
menyebabkan pemindahan titik berat yang lebih besar dari pada ketika memindahkan
salah satu lengan saja. Meletakkan kedua tangan di pinggang memindahkan titik
berat badan sama dengan memiringkan kepala. Pemindahan titik berat badan selalu
berkaitan dengan jumlah massa yang dipindahkan dan jarak yang ditempuhnya.
c. Kesetimbangan Dan Stabilitas
Kesetimbangan berasal dari kata pokok adalah setimbang, dari kata
timbang/timbangan yang ada hubungannya dengan skala atau balans. Titik berat tubuh disebut titik kesetimbangan. Pada sikap berdiri normal manusia dewasa
umumnya titikberat terletak setinggi vetrabrae sakralis ketiga atausetinggi
ossa sacrum sebelah atas, seorang wanita agaklebih rendah sedikit karena panggul dan paha relativelebih berat
dan tungkai lebih pendek. Semua benda saat istirahat berada dalam
kesetimbangan. Kondisi kesetimbangan diperoleh jika jumlah seluruh gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol, jika ada gaya linier kebawah maka harus ada gaya
yang linier ke atas, sehingga jumlah vector gayanya sama dengan nol. Jika ada
gesekan searah jarum jam (negatif) maka
harus ada gesekan dengan arah berlawanan jarum
jam (positif) yang sama besar
Kesetimbangan
dan stabilitas merupakan dua istilah yang hampir sama tetapimempunyai arti yang
berlainan. Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan kontrol. Seorang atlet
yang mempunyai keseimbangan yang baik, dapat mempertahankan keadaan
equilibriumnya dan menetralkan gaya-gaya yang akan mengganggu penampilannya.
Seorang
atlet harus mempertahankan keseimbangannya dalam keterampilan yang dinamis
(seperti keseimbangan pada palang sejajar). Lawan yang dihadapi atlet ketika
mencoba mempertahankan keseimbangannya adalah gaya eksternal. Gravitasi,
gesekan, tahanan udara, atau gaya yang diberikan lawan untuk mengganggu penampilannya.
Stabilitasadalah
tingkat kesetimbangan yang berkaitan dengan seberapa besar tahanan yang
diciptakan atlet untuk melawan gangguan lawan terhadap keseimbangannya. Semakin
stabil atlet, maka semakin besar tahanan yang diciptakannya untuk mengatasi
gaya yang mengganggunya. Cabang olahraga yang sangat memerlukan tingkat
stabilitas yang tinggi termasuk gulat, dan judo. Pada satu benda yang dalam keadaan diam tidak memiliki
stabilitas yang sama besar, jika posisi suatu benda sedikit saja di ubah dan benda
tersebut cenderung kembali ke posisi semula maka benda tersebut dalam keadaan
stabil setimbang.
Jenis
–jenis kesetimbangan dapat dilihat pada gambar berikut :
a.
StableEquilibrium terjadi jika suatu benda atau objek mendapat pengaruh dari luar yang relative
kecil dan kesetimbangannya tidak berubah atau kembali dalam posisi
kesetimbangan semula
b.
Unstable
Equilibriumyaitu
situasi ketika titik berat benda bergeser turun ke lokasi yang lebih renda saat
benda dimiringkan (gambar B). kondisi seperti ini terlihat pada seseorang yang
berjalan diatas palang keseimbangan, perenang yang berdiri diatas balok start
dan juga pelari sprint pada posisi start.
c.
Neutral
Equilibrium terjadi
bila titik berat benda tidak berubah naik atau turun, yaitu apabila benda
bergerak (gambar C). Contoh sebuah bola
yang berada diatas meja. Karena manusia mempertahankan posisinya berdiri tegak
dan adanya pengaruh grafitasi yang menarik ke arah bumi, maka persoalan
stabilitas pasti tetap ada, situasi dimana tubuh manusia tidak menyesuaikan
diri terhadap respon gaya gravitasi adalah hanya ketika berada pada posisi
tidur.
d. Hukum-Hukum
Kesetimbangan
Hukum kesetimbangan terdiri atas 3 macam yaitu sebagai berikut :
a.
Hukum kesetimbangan ke 1
berbunyi sebagai berikut : Badan selalu dalam keadaan seimbang selama proyeksi
dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya.
b.
Hukum Kesetimbangan ke-2
berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang
tumpuannya yang artinya makin luas bidang tumpuan maka makin besar
stabilitasnya dan sebaliknya makin kecil bidang tumpuan maka makin kecil pula
stabilitasnya.
c. Hukum Kesetimbangan ke-3
berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan
benda/badan. Yang artinya semakin berat badan seseorang, maka akan semakin
besar stabilitasnya, sebaliknya semakin ringan badan seseorang maka semakin
kecil stabilitasnya
d. Hukum Kesetimbangan ke-4 berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan
jarak horizontal terhadap sisi bidang tumpuan karah mana benda badan bergerak.
e. Hukum Kesetimbangan ke 5 berbunyi sebegai berikut : stabilitas berbanding terbalik dengan
jarak vertikal da t.b.b terhadap bidang alasnya. Yang artinya makin besar jarak
vertikalnya, makin kecil stabilitasnya, sebaliknya makin kecil jarak
vertikalnya maka makin besar stabilitasnya.
A. Prinsip-Prinsip
Kesetimbangan
Ada beberapa prinsip dasar pada
kesetimbangan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tumpuan Kaki
Setiap sikap atau gerakan yang akan dilakukan oleh seorang atlet
bergantung dari tumpuan kakinya. Tumpuan kaki menentukan luasnya bidang
tumpuan. Cara menetapkan luas bidang tumpuan ialah besarnya permukaan yang
paling luas dari setiap titik tumpuannya.
b. Sikap Siap, Waspada dan Kuda-Kuda
Kesiap-siagaan, siap menghadapi segala kemungkinan, harus stabil
bila hendak dijatuhkan dan harus labil bila hendak bergerak ( menghindar dan
menyerang).
c. Dari sikap Diam kegerak
Kalau hendak bergerak seketika/ cepat ke satu arah, maka badan
harus dalam posisi labil.
d. Dari bergerak kediam
Kalau kita dalam keadaan bergerak dan tiba-tiba berhenti dengan
seketika maka badan kita dari keadaan labil menjadi harus stabil.
e. Mempertahankan Kesetimbangan dalam keadaan bergerak
Kerja kaki pada permainan bulutangkis, bela diri selalu harus
memperhatikan prinsip keseimbangan. Misalnya pada tinju kalau akan bergerak
kekiri, kaki kiri akan bergeser lebih dahulu. Pergeseran kaki akan memperluas
bidang tumpuan dan juga sebaliknya.
Faktor-Faktor yang menentukan Stabilitas
Kondisi-kondisi
yang memberikan stabilitas minimal bagi pesenam dan stabilitas maksimalbagi
pegulat merupakan petunjuk prinsip-prinsip mekanika yang menentukan
stabilitas.Prinsip-prinsip ini penting karena terjadi dalam setiap keterampilan
cabang olahraga.
Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Atlet dapat meningkatkan
stabilitasnya bila ukuran bidang tumpuannya diperluas.Semakin luas bidang
tumpuan atlet, maka semakin besar stabilitasnya.
2. Atlet dapat meningkatkan
stabilitasnya, bila garis gravitasinya jatuh di dalam bidangtumpuannya. Atlet
dapat mempertahankan stabilitasnya selama garis vertikalnya melaluititik berat
atlet dan jatuh di dalam bidang tumpuannya.
3. Atlet dapat meningkatkan
stabilitasnya bila titik berat badannya direndahkan. Seorangatlet yang
menaikkan letak titik berat badannya akan kurang stabil bila dibandingkan
denganatlet yang mempunyai letak titik berat badannya lebih rendah di atas
bidang tumpuannya.
4. Atlet dapat meningkatkan
stabilitasnya bila bidang tumpuannya diperluas searah dengandatangnya gaya.
Jenis bidang tumpuan apa saja yang digunakan, stabilitas dapatditingkatkan jika
bidang tumpuan atlet diperlebar searah dengan datangnya gaya.
5. Atlet dapat meningkatkan
stabilitasnya bila garis gravitasinya dipindahkan ke arahdatangnya gaya.
Melebarkan bidang tumpuan dan memindahkan letak titik berat badan kearah
datangnya gaya, merupakan contoh untuk prinsip ini.
6. Stabilitas berbanding lurus
dengan massa tubuh. Atlet yang berat badannya 100 kg akan lebih stabil bila
dibandingkan dengan atlet yang mempunyai berat badan 50 kg.
Sikap Dasar Tubuh
Kemampuan sikap dasar tubuh terletak di
belakang telinga, tengah
persendian bahu, dekat
persendian punggung, pada persendian
lutut dan pada mata kaki.
1.Jika ditarik garis
membetuk garis lurus maka sikap sempurna
2.Jika
ditarik garis membentuk garis sedikit melengkung sikap baik
3.Jika
ditarik garis membentuk garis sedikit patah-patah sikap cukup
4.Jika
ditarik garis membentuk garis
patah-patah sikap jelek
Berikut contoh sikap dasar tubuh pada olahraga balet
dapat dilihat pada gambar berikut :
Carr, G. (1997). Mechanics of Sport, A Practitioner’s Guide. Australia – America. HumanKinetics
Hay, J. (1993). The Biomechanics of Sports Techniques. New Jersey. Prentice-Hall Inc.
Hall, S.J. (1995). Basic Biomechanics. New York. The McGraw-Hill Companies Inc.
Adrian, M.J. (1995). Biomechanics of Human Movement. New York. WCB / McGraw-Hill.
Carr, G. (1997). Mechanics of Sport, A Practitioner’s Guide. Australia – America. HumanKinetics
Winter, D.A. (1979). Biomechanics of Human Movement. New York. John Wiley & Sons.
Post a Comment
Post a Comment