Theme images by Igniel

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

Jumlah Pengunjung

Archive

Universitas Megarezky

Universitas Megarezky
FKIP Universitas Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky
Yukkss Daftarkan Segara Diri Anda untuk menjadi Bagian dari Kami

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky
Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021

Translate

Follow Us

Halaman Facebook

Universitas Megarezky

Comment

Bacaan Favorit

Taukah Anda Mengapa Puasa Ramadhan Diwajibkan?

Post a Comment

Ibadah puasa diwajibkan oleh Allah Swt kepada umat muslim setiap hari di bulan Ramadhan sebulan penuh lamanya untuk meraih ketakwaan. Allah Swt berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Qs. Al-Baqarah/2: 183).


Inti disyari‟atkannya puasa adalah menahan diri dan mengendalikan syahwat kemanusiaan, yaitu sesuatu yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia, seperti keinginan makan, minum dan hubungan badan dengan pasangannya, tetapi ditahannya dalam jangka waktu tertentu yang sebenarnya halal, karena semata-mata mengharap ridha 
Allah Swt.

Menahan diri dari makan dan minum dapat melemahkan syahwat kebinatangan manusia. Syahwat seringkali memperdaya manusia yang dapat menghancurkan martabat manusia. Menahan diri dari makan dan minum yang berlebihan dapat membekali seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya. Nafsu seksual dalam perspektif Islam tidak dimusnahkan, tetapi dikendalikan.

Imam Al-Bushoiri menyamakan nafsu dengan bayi yang akan selalu meminta susu kepada ibunya sampai ia disapih, demikian sifat nafsu yang selalu menuntut hingga perlu menyapihnya dengan berpuasa. Nafsu angkara yang merajalela seperti seks bebas, rakus, korupsi, pelit mengeluarkan zakat dan sedekah akan menjauhkan seseorang dari Allah Swt.

Puasa dapat mempersempit ruang gerak dan kesempatan syaitan untuk menggoda manusia. Sebab, pada saat berpuasa jaringan lemak dalam aliran darah menyempit sehingga syaitan tidak dapat melewatinya. Ini berarti dapat mengurangi bahkan menghindari berbuat dosa. Puasa dapat melatih kesabaran untuk taat kepada Allah Swt dan sabar meninggalkan maksiat kepada Allah Swt. Saat berpuasa, sepanjang harinya seluruh nafas, gerak dan langkahnya adalah syukur yang bernilai pahala.

Bahkan tidur sekalipun, orang berpuasa mendapat pahala. Berpuasa berarti melatih diri untuk menahan sesuatu yang secara manusiawi sangat diinginkan namun melatih diri untuk menahannya, serta tabah terhadap kesengsaraan. Latihan ini dapat membentuk karakter seseorang untuk menjadi tangguh, pejuang dan ulet yang tidak mudah menyerah. Maka kemenangan saat datang lebaran disambut bahagia, bagaikan jihad di jalan Allah Swt dengan kumandang takbir “Akbar” kemenangan.

Puasa adalah sarana pendidikan untuk kejujuran. Seseorang yang sedang berpuasa melatih diri untuk suportif dan konsisten di jalan kebenaran. Orang yang berpuasa merasa selalu dilihat dan diawasi oleh Allah dalam setiap detik dan langkahnya, sehingga terhindar dari kepura-puraan dan perbuatan manipulasi. Puasa dapat memadukan antara kehidupan raga dan jiwa, bahkan saat berpuasa seseorang tengah mengasah batinnya menuju ketajaman yang sejati. Sehingga muncul kepedulian dan empati kepada orang yang kurang mampu dan tidak berdaya. Syari‟at mewajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah di akhir pelaksanaan puasa adalah cermin dari kebersihan jiwa yang telah mendapatkan fitrahnya dan meraih nilai kemanusiaan.

Puasa adalah sesuatu yang istimewa dan hanya untuk Allah Swt semata. Jika semua nilai ibadah akan dilipat gandakan oleh Allah Swt menjadi sepuluh atau tujuh ratus kali lipat, tetapi puasa adalah untuk Allah akan dilipat gandakan pahalanya sampai tidak ada batasnya (unlimited). Sebab orang yang sedang berpuasa telah rela meninggalkan yang halal bagi dirinya karena semata-mata mengharap rahmat dan ampunan Allah Swt serta pembebasan dari api neraka. Puasa inilah esensi ketakwaan kepada Allah Swt. Beribadah bukan semata-mata karena ingin mendapat pahala dan surga-Nya, tetapi beribadah karena cinta dan rindu kepada Allah Swt.

Sumber : Buku  KH. Cholil Nafis, Lc., Ph.D (Menyingkap Tabir Puasa Ramadhan)

Posted By Admin
aminuddin
Aminuddin S.Or.,M.kes Dg Nyampo, Akademisi dan praktisi di bidang ilmu Kesehatan Olahraga.

Related Posts

Post a Comment