HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KESEIMBANGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BOLA DALAM PERMAINAN FUTSAL
Untuk mempertegas peranan
pendidikan jasmani sebagai bagian dari sistem pendidikan, yang bermuatan
pendidikan intelektual, temuan studi Donally (1999) menunjukkan bahwa
rangsangan melalui aktivitas fisik seperti olahraga atau bermain memperkuat
persambungan sinap dalam celebral cortex. Artinya orang yang aktif memiliki
kecenderungan dipengaruhi secara positif dalam hal pengembangan dan fungsi
kognitifnya.
Dalam menganalisa dan melakukan
aktivitas olahraga tidak lepas dari pembahasan kemampuan fisik. Untuk melakukan
suatu gerakan olahraga unsur-unsur fisik merupakan pelaku utama dari kegiatan
tersebut. Oleh karena itu kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan untuk mencapai suatu prestasi. Dalam permainan futsal hampir
semua anggota tubuh bereaksi dan bekerja, namun unsur-unsur yang paling dominan
adalah kaki disamping itu kepala.
Passing bola
dalam permainan futsal hal yang perlu banyak diperhatikan, passing bola
ditentukan oleh penguasaan bola dengan baik, yakni bola harus diarahkan tepat
pada sasaran baik saat mempassing ke teman atau ke gawang. Untuk dapat
meningkatkan kemampuan passing bola dalam permainan futsal, dibutuhkan kemampuan
fisik yang relevan untuk dapat mengembangkan skill pemain, sehingga dalam
melakukan gerakan passing bola tidak nampak kaku dan tidak terjadi pemborosan
tenaga disamping itu perlu adanya koordinasi yang baik dalam anggota tubuh itu
sendiri dalam upaya mengendalikan atau mengontrol. Pemain yang memiliki hal
tersebut dan menguasai teknik passing itu sendiri, akan dapat mengatasi
situasi.
Berkaitan
dengan definisi olahraga futsal dapat jelaskan sebagai berikut :
Futsal
adalah kata yang digunakan secara internasional untuk permainan futsal dalam
ruangan. Kata itu berasal dari kata futbol atau futebol (dari bahasa Spayol dan
Portugal yang berarti permainan futsal) dan salon atau sela (dari bahasa
Prancis atau Spanyol yang berarti ruangan).
Sedangkan pelatih Tim Futsal
Indonesia Lhaksana, Justinus. Dkk. (2005:4) mengatakan bahwa :
Futsal adalah
permainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil
hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Maka dari itu diperlukan
kerjasama antara pemain lewat passing yang akurat, bukan mencoba melewati
lawan.
Tipe passing berdasarkan jarak
terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1.
Jarak
pendek (short pass) antara 0 meter samapai 4 meter atau 10-12 feet.
2.
Jarak
menengah (mediun pass) 4 meter sampai dengan 10 meter atau 10-30 feet.
3.
Jarak
jauh (long pass) di atas 10 meter atau lebih dari 30 feet.
Mengumpang
adalah merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat
dibutuhkan oleh setiap pemain, karena dengan adanya lapangan yang rata dan
ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola
yang meluncur sejajar dengan tumit pemain, sebab hampir sepanjang permainan
futsal menggunakan passing. Berikut ini jalannya bola sesuai dengan lokasi yang
dikenai:
1.
Bola
bergulir mendatar ke arah kanan penendang.
2.
Bola
bergulir mendatar lurus ke arah depan penendang.
3.
Bola
bergulir mendatar ke arah kiri penendang.
4.
Tidak
ada pergerakan bola.
5.
Bola
bergulir ke atas dengan putaran bola ke belakang apabila bola ditendang bagian
bawahnya bola akan melambung, bila bola ditendang pada bagian tengahnya maka
bola akan berjalan mendatar dan apabila bola ditendang pada bagian sebelah kiri
maka akan bergulir di sebelah kanan atau sebaliknya.
Menurut
Harsono (1988:68) tentang pengertian kecepatan, sebagai berikut:
Kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenisnya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
Menurut
Abdul Kadir Ateng (1991:57) bahwa: “Kecepatan adalah kemampuan individu untuk
melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya atau jumlah gerakan peruit waktu”.
Nossek
J. (1982:51) bahwa terdapat tiga jenis kecepatan, yaitu: “Reaction speed, speed of on-cyclic movements, sprinting of freguency
speed of cyclic movements”.
Moch.
Sajoto (1988:58) tentang kemampuan menguasai letak titik berat badan yang lebih
dikenal dengan istilah keseimbangan bahwa:
Keseimbangan atau balance adalah kemampuan seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama melakukan gerakan-gerakan yang
cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat pula baik dalam
kedaan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan gerak dinamis.
Adapun keseimbangan terbagi dua jenis, menurut
Moch. Sajoto (1988:54) yaitu:
1. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan dalam posisi tetap.
2. Keseimbangan
dinamis adalah kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan pada waktu melakukan gerakan dari
suatu posisi ke posisi yang lain.
Harsono, (1988:163) memberikan
definisi sebagai berikut: “Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga
ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot, tendo dan ligament”.
Sadoso
Sumosardjono (1986:61) juga mengatakan bahwa: “Menambah kelentukan dan
peregangan ada pula hubungannya dengan kenaikan kekuatan. Ada yang berpendapat
bahwa dengan lebih banyak melakukan peregangan otot dan menjadi lebih kuat”.
METODE
Metode merupakan tehnik dan alat yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian.sehingga arah dan tujuan pengungkapan fakta atau kebenaran sesuai dengan apa yang ditemukan dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi A, 1996:91). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis variable yaitu variabel bebas (prediktor) yang selanjutnya disimbolkan dengan X dan variabel terikat (kriterium) yang disimbolkan dengan Y. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab (Suharsimi A,1996:93).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: Kecepatan reaksi kaki (X1), Keseimbangan (X2) Kelentukan (X3). Variabel terikat (Y). Variabel terikat disebut juga dengan variabel tergantung, yaitu variabel yang dipengaruhi (Suharsimi Arikunto,1996:93).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Kemampuan passing bola dalam permainan futsal (Y). Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini perlu didefenisikan secara operasional agar tidak menimbulkan pengertian yang meluas dan pelaksanaan pengumpulan data penelitian lebih terarah, maka defenisi operasional variabel tersebut sebagai berikut:
Kecepatan reaksi
kaki adalah kemampuan seseorang bertindak dengan kecepatan tinggi yang ditandai
dengan pengambilan keputusan waktu yang tepat. Satuan yang dipergunakan dari
hasil tes kecepatan reaksi kaki adalah centimeter.
Keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh atau syaraf otot. Penilaian
keseimbangan ini dilakukan dengan cara tes keseimbangan statis atau statis
balance tes.
Kelentukan
adalah kemampuan untuk melakukan pergerakan secara lumes tanpa adanya rasa
ketegangan atau kaku yang berakibat fatal bagi organ tubuh. Kelentukan yang
dilakukan pada penelitian adalah kelentukan togok ke depan.
Kemampuan
passing bola dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penguasaan pola gerak
yang berupaya mengendalikan pola melalui sentuhan terhadap pola agar selalu
dalam pengendalian.
Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh data empiris sebagai bahan untuk menguji kebenaran
hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: tes kecepatan reaksi kaki,
tes keseimbangan, tes kelentukan dan tes kemampuan passing bola pada permainan futsal
Tes kecepatan reaksi kaki (Nur
Ichsan Halim,
2011).
Tujuan: untuk mengukur kemampuan
seseorang bertindak dengan kecepatan yang tinggi ditandai pengambilan keputusan
yang tepat.
Alat dan perlengkapan: Mistar,
bangku dan formulir tes.
Pelaksanaan: Testee duduk di atas
bangku yang telah disiapkan dan telapak kaki menghadap ke dinding dengan jarak
lebih kurang 1 inci. Dengan aba-aba “ya” mistar dijatuhkan di antara telapak
kaki di dinding kemudian telapak kaki khususnya pada bagian bola kaki (ball of
the foot) berupaya secepat mungkin mistar tersebut.
Penilaian: Nilai yang diambil dan
di catat adalah nilai rata-rata dari 10 kali percobaan, 2 nilai terendah dan 2
nilai tertinggi dibuang.
Tes
keseimbangan (Nur Ichsan Halim, 2004).
Tujuan: untuk mengukur keseimbangan
statis.
Alat dan perlengkapan: Stopwatch, formulir tes dan alat tulis.
Pelaksanaan:Testee berdiri tegak,
kemudian kaki kanan diangkat diletakkan pada lutut kaki kiri. Kedua tangan
testee di letakkan pada pinggang (tolak pinggang). Selanjutnya testee berdiri
dengan jinjit. Bersamaan dengan itu stopwatch dijalankan, dihentikan setelah
testee melakukan kesalahan. Testee diberikan kesempatan 3 kali pelaksanaan.
Penilaian: Waktu yang lamanya untuk
bertahan selama berdiri dengan posisi jinjit.
Dari tiga kali pelaksanaan adalah
waktu yang paling lama diambil untuk dianalisis.
Tes kelentukan (Nur Ichsan Halim, 2011).
Tujuan: untuk mengukur kelentukan
togok ke depan.
Ruangan yang rata, bangku pengukur
kelentukan tubuh berskala cm dan inci, kapur halus (magnesium bikarbonat), dan
formulir tes.
Pelaksanaan: Testee berdiri di atas
bangku tanpa alas kaki. Testee membungkukkan badan, serta kedua lengan lurus ke
bawah depan. Testee berusaha meraih skala meter sejauh mungkin. Kesempatan
diberikan sebanyak 2 kali
Penilaian: angka yang terbaik yang
diraih oleh ujung jari testee pada skala meter dari dua kali kesempatan.
Tes kemampuan passing bola dalam
permainan futsal
Tujuan: Untuk mengukur kemampuan
menyepak dan menahan bola.
Alat dan perlengkapan: Bola futsal,
stopwatch, meteran, latban, dan formulir tes.
Pelaksanaan: Testee berdiri
dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran atau papan dengan
posisi kaki kanan atau kaki kiri siap menembak sesuai dengan kebiasaan pemain.
Pada aba-aba “ya” testee mulai menyepak bola ke sasaran, pantulannya ditahan
kembali dengan kaki dibelakang garis tembak. Lakukan tugas ini secara
bergantian dengan kaki kirir dan kanan selama 30 detik. Apabila bola keluar
dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila: bola ditahan atau disepak didepan garis
sepak pada setiap kali tugas menyepak bola dan bola ditahan dan disepak hanya
dengan satu kaki saja.
Penilaian: Hasil tes adalah jumlah
menyepak dan menahan bola secara sah selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh
dari satu kali kegiatan menendang dan menahan bola
Analisis secara inferensial
digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian dengan menggunakan uji
korelasi dan regresi Jadi keseleruhan analisis
data statistic yang digunakan pada umumnya menggunakan analisis komputer
pada program SPSS versi 15,00 dengan taraf signifikan 95 % atau
α =
0.5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ada hubungan kecepatan reaksi
kaki dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri
2 Makassar. Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara kecepatan reaksi kaki
dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2
Makassar. Diperoleh nilai korelasi
dan regresi -0,721 dengan tingkat probabilitas (0,000) < a0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,520. Hal
ini berarti 52,0% kemampuan passing bola dalam permainan futsal dijelaskan oleh
kecepatan reaksi kaki. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah
41,204 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh
lebih kecil dari a0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi kemampuan passing bola dalam permainan futsal (dapat diberlakukan
untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh -6,419 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil
dari a0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau
koefesien regresi signifikan, atau kecepatan reaksi kaki benar-benar
berhubungan secara signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan
futsal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki
dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2
Makassar terbukti nilai
korelasi dan regresi -0,721 dengan tingkat probabilitas (0,000) < a0,05.
Ada hubungan keseimbangan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar.
Berdasarkan
hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara keseimbangan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar. Diperoleh nilai korelasi dan
regresi 0,658 dengan tingkat probabilitas (0,000) < a0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,432.
Hal ini berarti 43,2% kemampuan passing bola dalam permainan futsal dijelaskan
oleh keseimbangan. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 28,948
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari a0,05, maka model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bola dalam permainan futsal (dapat
diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 5,380
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari a0,05. Maka Ho ditolak dan H1
diterima atau koefesien regresi signifikan, atau keseimbangan benar-benar
berhubungan secara signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan
futsal.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan keseimbangan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar
terbukti nilai korelasi
dan regresi 0,658 dengan tingkat probabilitas (0,000) < a 0,05.
Ada hubungan kelentukan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar.
Berdasarkan
hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara kelentukan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar. Diperoleh nilai korelasi dan
regresi 0,612 dengan tingkat probabilitas (0,000) < a0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,375.
Hal ini berarti 37,5% kemampuan passing bola dalam permainan futsal dijelaskan
oleh kelentukan. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 22,774
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari a0,05, maka model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bola dalam permainan futsal (dapat
diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 4,772
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari a0,05. Maka Ho ditolak dan H1
diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kelentukan benar-benar
berhubungan secara signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan
futsal.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan kelentukan
dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2
Makassar terbukti nilai korelasi dan regresi 0,612 dengan tingkat
probabilitas (0,000) < a0,05
kemampuan passing bola dalam
permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data
antara kecepatan
reaksi kaki, keseimbangan dan kelentukan dengan kemampuan passing bola dalam
permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar. Diperoleh nilai regresi 0,793 dengan tingkat
probabilitas (0,000) < a0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,630. Hal
ini berarti 63% kemampuan passing bola dalam permainan futsal dijelaskan oleh
kecepatan reaksi kaki, keseimbangan dan kelentukan. Dari uji Anova atau F test,
didapat F hitung adalah 20,394 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari a0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi
kemampuan passing bola dalam permainan futsal (dapat diberlakukan untuk
populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 2,930 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari a0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien
regresi signifikan, atau kecepatan reaksi kaki, keseimbangan dan
kelentukan benar-benar berhubungan
secara signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan kecepatan
reaksi kaki, keseimbangan dan kelentukan dengan kemampuan passing bola dalam
permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar terbukti nilai regresi 0,793 dengan tingkat probabilitas
(0,000) < a0,05.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1). Kecepatan reaksi kaki
memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan
futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar.
(2). Keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar. (3). Kelentukan memiliki
hubungan yang signifikan dengan kemampuan passing bola dalam permainan futsal
pada siswa SMA Negeri 2 Makassar.
Kecepatan reaksi
kaki, keseimbangan dan kelentukan memiliki hubungan yang signifikan dengan
kemampuan passing bola dalam permainan futsal pada siswa SMA Negeri 2 Makassar.
Saran
Saran yang
dikemukakan dalam penelitian ini yaitu
1). Guru Olahraga, agar di dalam memilih teknik pemain futsal
yang ingin dikembangkan perlu memperhatikan komponen fisik yang dimiliki
seperti kecepatan reaksi kaki, keseimbangan badan dan kelentukan. (2). Bagi pemain futsal,
diharapkan agar supaya melakukan aktivitas olahraga dengan bentuk-bentuk
latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan agar komponen fisik yang dimiliki
tidak mempegaruhi struktur tubuh yang berakibat fatal atau merugikan. (3). Fakultas Ilmu
Keolahragaan merupakan suatu wadah untuk memperoleh ilmu keolahragaan, sehingga
diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan ilmu yang
berguna bagi Mahasiswa Olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur penelitian; suatu pendekatan praktek. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Dikti.
Barry L. Johnson and Nelson K.
1986. Practical measurement for
evaluation in physical education. Mc Millian Publishing.
Bompa. 1983. Theory and Methodology Of Training The Key To Athletic Performance.
Iowa Kendall/Hunt Publishing Company.
Donally. 1999. Phisycal Education for Elementary School Children. New York.
Macmillan Publishing Company.
Fox. 1984. The Physiological Basic Of Physical Education And Athletic. Toronto
: Sounders College Publishing.
Halim, Sahda. 2009. 1 Hari Pintar Main Futsal. Yogyakarta:
Buku Kita
Halim, Nur Ichsan. 1991. Tes dan pengukuran dalam olahraga. Ujung
Pandang : Diktat Mata kuliah FPOK IKIP.
Harsono. 1988. coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta:
Penerbit Departemen Pendidikan dan kebudayaan Proyek Pengembangan Pendidikan
Tinggi.
M.F Siregar. 1975. Ilmu pengetahuan melatih. Jakarta :
Proyek pembinaan prestasi olahraga.
Murhananto. 2006. Dasar-dasar
Permainan Futsal, (sesuai dengan peraturan FIFA). Jakarta: AgroMedia
Pustaka.
Nurhasan. 1986. Tes dan Pengukuran olahraga. Bandung :
FPOK IKIP.
Nossek. 1982. General theory of training. Penerbit PAN African Press Ltd Longus.
Rani, Abd. Adib. 1992. Materi dan evaluasi mengajar permainan
futsal. Ujung Pandang : FPOK IKIP.
Sajoto Moch. 1988. Pembinaan
Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTK.
Siedentop, D. (1994). Introduction
to Physical Education, Fitness and Sport, Mountain View: Mayfield
Publishing Company.
Sireger M. F. 1975. Ilmu
Pengetahuan Melatih. Jakarta: Prosey Pembinaan Organisasi dan Kativitas
Olahraga Massal.
Soebroto, Moch. 1979. Tuntunan
Mengajar Atletik. Jakarta: Proyek Permasalahan dan Penerbitan Olahraga.
Soekarman. 1987. Dasar
Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 1988. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbitan Sinar Mas.
Sugiyono. 2004. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surahman, Winarno. 1982. Pengantar interaksi belajar mengajar. Bandung : Penerbit Tarsito.
Post a Comment
Post a Comment