Theme images by Igniel

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

Jumlah Pengunjung

Archive

Universitas Megarezky

Universitas Megarezky
FKIP Universitas Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky

Prodi Pendidikan Jasmani Ada Di Univ. Megarezky
Yukkss Daftarkan Segara Diri Anda untuk menjadi Bagian dari Kami

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky

Ayo Kuliah Di Univ. Megarezky
Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021

Translate

Follow Us

Halaman Facebook

Universitas Megarezky

Comment

Bacaan Favorit

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN HANDSTAND DALAM SENAM LANTAI

1 comment

 


Bab. 1 Pendahuluan

A.      Latar Belakang Masalah

        Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak negara yang mengalami kemajuan diberbagai bidang, termasuk olahraga. Kegiatan olahraga dilakukan dengan berbagai tujuan karena kebutuhan untuk bermain, maka berkembanglah olahraga sejak permulaan adanya manusia. Dengan semakin eratnya hubungan antara manusia demi mempertahankan hidupnya serta evolusi minat kelompok yang berjalan sejajar dengan hubungan antara masyarakat dan sosial. Muncullah keuntungan yang diakibatkan oleh bermukim dan bermain bersama-sama.

            Dari sekian banyak cabang olahraga yang ada, senam merupakan cabang olahraga yang tidak bisa disepelekan. Olahraga senam terkait erat dengan konsep gerak. Gerak sendi tidak pernah terlepas dari hakikat gerak yang selalu berhubungan dengan pertanyaan tentang apa yang bergerak, dimana bergeraknya serta bagaimana gerakannya. Semua faktor dalam pertanyaan di atas mengarahkan kita untuk mengeplorasi pengertian dari tubuh dalam aksi pola-pola gerak dasar dan faktor-faktor gerak, seperti; ruang, waktu, daya, irama dan aliran.

            Di sekolah-sekolah khususnya SMK  Negeri 1 Makassar, senam lantai diajarkan degan gerakan-gerakan yang sederhana seperti handstand. Murid belum diajarkan pada gerakan yang sangat kompleks, karena dapat membahayakan murid. Para guru penjas di sekolah, khususnya di Kota Makassar banyak sekolah yang selalu mengajarkan senam lantai tanpa mempertimbangkan pembentukan kekuatan otot lengan dan keseimbangan dari siswa-siswi.

            Kekurangan yang paling umum dimiliki oleh siswa SMK dalam melakukan handstand pada senam lantai, adalah tidak mampu menopang berat badan sekuat-kuatnya dalam melakukan gerakan handstand. Selain itu, untuk meluruskan badan dan kaki ke atas tidak mampu dipertahankan posisi tersebut dalam waktu tiga detik. Kurang kuatnya otot lengan dan keseimbangan dari siswa-siswi menjadi penyebab sehingga siswa-siswi tidak dapat melakukan gerakan handstand dengan sempurna.

            Permasalahan yang timbul, bahwa apakah siswa yang masih sangat pemula dalam melakukan gerakan-gerakan handstand pada senam lantai mampu memanfaatkan kekuatan otot lengan dan keseimbangannya untuk memantapkan penguasaan gerakan handstand. Untuk itu akan dibahas dalam penelitian ini, dengan judul: “Hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan  dengan kemampuan handstand dalam senam lantai pada siswa SMK 1 Makassar”.

 Bab 2. Perumusan Masalah

    Permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi secara spesifik, agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam pengembangan kajian dalam penelitian yang sulit dianalisis.

Sesuai latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dijari jawabannya dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?
  2. Apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?
  3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?

 

Bab 3 Kajian Pustaka

            Olahraga Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang erat kaitannya dengan permasalahan dalam suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

1.         Kemampuan handstand dalam senam lantai

            Mahendra (2001:13) mengatakan, bahwa handstand adalah keterampilan mempertahankan posisi tubuh dengan bertumpu pada kedua lengan. Gerakan ini diawali dengan melangkahkan satu kaki, dan kaki yang satunya ke belakang sambil menjulurkan kedua lengan ke lantai untuk bertumpu. Di dalam gerakan handstand ini perlu diperhatikan mekanika gerakan sebagai berikut:

  1. Pertahankan titik berat di atas titik tumpuan.
  2. Titik berat tubuh setiap segmen tubuh berada satu garis tepat di atas segmen di bawahnya.
  3. Teknik mempertahankan keseimbangan jika jatuh ke arah perut, gerakan yang agak dinamis dan fleksi panggul, ekstensi bahu, dan fleksi siku akan menolong mengembalikan tubuh ke posisi seimbang.
  4. Gerakan kaki dan lengan akan menyebabkan gerakan badan ke arah sebaliknya.
  5. Jika jatuh ke arah punggung, gunakan ekstensi kurvalinier yang digabungkan dengan dorongan pergelangan tangan untuk mengembalikan ke posisi yang benar.

Adapun persyaratan dalam melakukan gerakan handstand ini, yaitu persiapan fisik yang memadai pada tubuh bagian atas merupakan syarat untuk menempilkan handstand yang benar. Karena posisi keterampilan ini sangat penting dalam pengembangan senam pada tahap berikutnya. Tahapan tertentu harus dilakukan agar keterampilan dasar ini dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, maka para pesenam harus mengembangkan postur tubuh dari orientasi panggul, kepala dan gelang bahu dalam keadaan berdiri dan terlentang. Pesenam juga harus menunjukkan tubuh yang kaku dengan mengkerutkan kelompok otot besar agar memiliki kestabilan tumpuan handstand dengan posisi terbalik sebagian.

Gerakan handstand termasuk dalam gerakan statis. Statis berarti diam atau seimbang. Pesenam yang dalam posisi diam adalah pesenam yang dalam posisi seimbang. Pada saat demikian, titik pusat berat tubuh yang buat oleh semua posisi bertahan atau diam yang sangat umum dalam senam.

Cara lain untuk gerakan handstand, dimulai dari sikap berdiri. Mulailah dengan merentangkan tangan di atas kepala, ayunkan kaki ke atas lurus dan melangkah ke depan. Dengan demikian, maka tubuh akan bergerak ke depan, tariklah dada ke lutut. Letakkan tangan di atas matras dengan jarak selebar bahu. Ayunkan kaki ke atas dalam sikap lurus. Kemudian pertehankan sikap handstand ini paling sedikit selama dua detik.

Dalam pemberian latihan atau pada saat mengajar di sekolah, maka perlu dilaksanakan dengan cara mengajar dan membantu siswa-siswi, cara pelaksanaannya yaitu: kita berdiri bebbelakangi tembok atau dinding lalu siswa melakukan handstand, kemudian guru menekan perut siswa agar rata dengan dinding. Ingat bahwa ada beberapa siswa dapat mempertahankan dirinya pada posisi ini. Untuk menjaga keseimbangan, maka jari-jari tangan diletakkan antara 5 sampai dengan 15 cm dari dinding.

2.         Kekuatan otot lengan   

Untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, maka kekuatan otot merupakan salah satu faktor utama, sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988:177), sebagai berikut :

Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua oleh karena kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

            Kekuatan adalah penggerak setiap legiatan atau aktivitas fisik. Kekuatan dapat pula membangkitkan ketegangan pada waktu menerima beban pada waktu tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1996:9), bahwa kukuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan.

            Kebutuhan kekuatan pada setiap cabang olahraga berbeda-beda, seperti pada cabang olahraga senam, tenis meja berbeda dengan cabang olahraga bulu tangkis, sepak bola, permainan bola voli, dan lain sebagainya. Kenyataan ini menimbulkan pengetahuan, bahwa latihan kekuatan itu bersifat khusus sesuai dengan cabang olahraga yang dikehendaki.

            Kemudian lebih lanjut Fox, dkk (1988:158), menguraikan arti dari kekuatan otot, sebagai berikut : “Muscular strength my be defined as the force or tension a muscle, mora correctly, a muscle group can exert against a resistance in one maximal effect”.

Pendapat diatas dapat diartikan secara bebas, bahwa kekuatan otot yang didefinisikan sebagai force atau ketegangan suatu yang dapat digunakan untuk menahan beban pada suatu usaha yang maksimal.

            Sedangkan menurut Muchammad Sajoto (1985:24) mengemukakan, bahwa : “kekuatan atau strength adalah kemampuan atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Selanjutnya Suharno (1985:24) mengemukakan, bahwa : “kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas”.

Pengembangan unsur kekuatan adalah penting diutamakan, oleh karena dapat memudahkan pengembangan unsur kondisi fisik lainnya dalam proses latihan untuk mencapai prestasi optimal pada suatu cabang olahraga.

Menurut Harre, D., (1982 : 108), mengklasifikasikan jenis kekuatan menurut kegunaannya dalam tiga kategori sebagai berikut :

We defile maximum strength as being the grates force an atlete is able to exert for agiven contraction of muscle.

Power is ability of an atlete to overcome resistance by a higt speed of contraction.

Strength endurance is the atlhete’s tolerance level against fatigue in strength performance of longer duration.

Pendapat tersebut di atas dapat diartikan secara bebas sebagai berikut :

Maksimum strength dapat menentukan kekuatan maksimum sebagai force dari olahragawan untuk mengarahkan tenaga dalam sesuatu kontraksi otot.

Power adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan sesuatu kontraksi kecepatan tinggi.

Strength endurance merupakan kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan beban dengan menampilkan kekuatan yang berkepanjangan.

Dari batasan tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan yang memungkinkan pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimum untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi keseimbangan merupakan sejumlah daya tegang otot yang dipergunakan dalam kontraksi maksimum pada suatu aktifitas yang berat.

Kekuatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mochammad Sajoto (1988 : 108), bahwa faktor-faktor kekuatan adalah :

1.      Faktor biomekanika, dari dua orang mempunyai tegangan otot yang sama, akan berbeda kemampuannya mengangkat badan.

2.      Faktor pengungkit, pengungkit diklasifikasikan dalam tiga kelas yaitu dibagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dan gaya pengungkit.

Menurut Bompa (1983 :221), tipe-tipe kekuatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. General strength

2. Spesifik strength

3. Maximum strength

4. Muscular strength

5. Absolut strength

6. Power

7. relative strength

 Melalui persepsi tentang kekuatan, maka kekuatan dapat dibedakan atas tiga macam, seperti yang dikemukakan oleh Abd. Adib Rani (1993 : 4), yaitu :

1.      Maksimum strength adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimum, serta melawan beban yang maksimal pula.

2.      Explosif power ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu lamanya.

3.      Power endurance ialah kemampuan tahanan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.

        Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tanpa kekuatan otot yang baik tidak mungkin prestasi olahraga dapat tercapai dengan baik. Hal ini menunjukkan, bahwa betapa pentingnya kekuatan bagi seorang atlet dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi.

           Dari batasan tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan yang memungkinkan pengembangan tenaga maksimum otot lengan dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi kekuatan merupakan sejumlah daya tegang otot yang dipergunakan dalam kontrasi maksimum pada suatu aktivitas yang berat.

3.         Keseimbangan

            Keseimbangan merupakan kemampuan sesorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun lebih-lebih dalam posisi gerak dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan dalam beberapa ketangkasan unsur kelincahan, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:224) bahwa “Keseimbangan berhubungan dengan koordinasi diri, dan dalam beberapa keterampilan, juga dengan agilitas”. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan.

            Menurut Muchammad Sajoto (1988:58) tentang kemampuan menguasai letak titik berat badan yang lebih dikenal dengan istilah keseimbangan bahwa:

Keseimbangan atau balance adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama melakukan gerakan-gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang secara pula baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan gerak dinamis.

Lebih lanjut Harsono (1988:223) mengemukakan bahwa keseimbangan atau balance adalah “Kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak”.

            Adapun keseimbangan terbagi dua jenis, menurut Muchamad Sajoto (1988:54) yaitu:

1. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh dalam mempertahankan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan dalam posisi tetap.

2. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh mem-pertahankan keseimbangan pada waktu melakukan gerakan dari suatu posisi ke posisi yang lain.

            Lazimnya olahraga banyak yang mengharuskan olahragawan (atlet) memacu kecepatan dalam waktu singkat dari posisi diam. Apabila hal ini diperlukan, olahragawan sedapatnya menempatkan posisi tubuhnya dalam posisi bergerak sehingga mudah kehilangan keseimbangan, untuk kemudian memilih gerakan yang baru. Sebagai contoh pada pengambilan bola pada cabang olahraga bulutangkis sedapatnya ia dapat bergerak mengambil dan mengembalikan shuttlecock dengan dapat mengecoh (mematikan langkah) lawan, sehingga lawan sulit mengembalikan bola dan kemenangan ada padanya. Artinya ketika atlet bergerak atau bertindak secepatnya pula dapat menimbang untung ruginya apabila menempatkan posisi badannya yang tidak seimbang dibandingkan dengan posisi badan yang lebih seimbang guna lebih mengefesienkan gerakan.

            Barrow yang dikutip oleh M. Kasmad Yahya (1994:36) mendefenisikan keseimbangan sebagai berikut:

Keseimbangan atau balance diartikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular tubuh dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular dalam suatu posisi atau sikap yang efisien sementara bergerak

            Kajian keseimbangan dalam posisi badan pada saat bergerak oleh Mohammad Sajoto (1988:54) memberikan pengertian keseimbangan sebagai “Kemampuan untuk mempertahankan posisi”. Mempertahankan posisi badan dalam berbagai situasi memerlukan kemampuan tersendiri oleh atlet. Situasi dan kondisi keseimbangan oleh Rahantoknam (1988:126) mengemukakan bahwa:

1.      Keseimbangan  statis (static balance)  adalah keseimbangan mengacu pada kecakapan mempertahan-kan badan dalam posisi diam.

2.      Keseimbangan  dinamis (dinamic balance)  adalah keseimbangan yang mengacu kepada posisi badan bergerak.

3.      Keseimbangan  rotasi (rotation balance)  adalah keseimbangan yang mengacu kepada kecakapan untuk mempertahankan keseimbangan badan pada suatu sumbu dan berhubungan dengan kecepatan untuk memperoleh kembali stimulasi yang diproduksikan oleh aparatus vertibular dalam gerakan memutar.

            Para ahli motorik dalam penelitiannya mengenai keseimbangan ini mengalami beberapa rancangan dan konsep tentang keseimbangan, diantaranya Fiscovo J. (1978:201) yang dianggap relevan oleh penulis untuk disimpulkan dalam penelitian ini. Konsep tersebut adalah:

  1. Kontrol  keseimbangan   manusia  bersumber  dari hubungan dan pengaruh sumber-sumber anatomi dan fisiologi serta mekanis.
  2. Keseimbangan statis dan  dinamis  pada  dasarnya berbeda masing-masing menuntut keahlian tertentu.
  3. Kesesuaian berat badan, pusat dan garis gravi-tasi merupakan hal penting dalam melakukan keseimbangan.
  4. Kekuatan otot memberikan kontribusi besar dalam menunjang keseimbangan.
  5. Mekanisme panca indera penglihatan, pendengaran, rangsangan dan gerak adalah serangkaian penting digabungkan dalam mengontrol keseimbangan.

            Keterlibatan sensoris pada keseimbangan aktivitas manusia adalah merupakan masukan yang cukup berarti seperti yang dikemukakan oleh Nelsen. Jecsen (1978:296) mengatakan bahwa:

Balance and equilibrium are psycho-neural-somatic phenomena of the total organism. The potential for developmantlies with heredity, and improvement or that potential depends upon the degree of positiv nurturemen.

   Bila diartikan secara bebas yaitu “Keserasian dan keseimbangan psikomatik merupakan fenomena organisme. Potensi perkembangannya bergantung pada keturunan dan perkembangan potensialnya bergantung pada gizi makanan.

            Dalam keseimbangan ada beberapa jenjang yang menunjukkan adanya tingkatan berdasarkan kesulitan yang dapat dilihat dari tingkat yang paling dasar ke tingkat otomatisasi pengaplikasiannya. Rotella dkk yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993:188-189) membagi tingkatan tersebut sebagai berikut: stabilitas, keseimbangan, dan equilibrium, (1) stabilitas, stabilitas dari esensi aplikasinya dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menahan seluruh gaya yang mempengaruhi susunan tubuh manusia agar yang mempengaruhi susunan tubuh manusia agar tetap seimbang, (2) keseimbangan, keseimbangan merupakan tingkatan kedua dari keseimbangan tubuh dalam beraktivitas atau berfungsi dimana titik berat badan berada pada titik yang tengah, (3) equilibrium, merupakan tingkatan ketiga yakni kedudukan tubuh sering kali dianggap statis dan dinamis tergantung apakah seseorang berada dalam keadaan diam atau sedang bergerak. Kesimpulannya bahwa equilibrium ini lebih condong pada posisi badan saat badan bergerak dan pada saat tiba-tiba mengubah arah gerakan dengan tidak menghilangkan status keseimbangan.

Dari berbagai pengertian tentang keseimbangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan di dalam beraktivitas baik secara statis maupun dinamis.

  Bab 4. Tujuan Penelitian

Setiap aktivitas selalu memiliki tujuan, begitu pula dalam mengadakan penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran secara empiris tentang hal-hal yang hendak diperoleh, dan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini.            

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa 
  2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar.
  3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar.   



  Daftar Pustaka

Anggraini, Dewi Agustia. 2013. Pengaruh Konsumsi  Minuman Madu Tarhadap Kadar  Glukosa Aarah Atlet Sepak Bola Remaja Selama Simulasi Pertandingan. Website http://eprints.undip.ac.id/41536/1/525_AGUSTYA_DEWI_ANGGRAINI_G2C007002.pdf. Diakses 12 oktober 2014

Andi Brilin. 2010. Sistem Energi Aerobik Sepak Bola. Website http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/10/sistem-energi-aerobik-sepak-bola.html. diakses 24 Mei 2014.

Hairy, Junusul. 1989. Fisiologi Olahraga, Jilid I. Jakarta: Depdikbud

Hairy, Junusul. 2013. Daya Tahan Aerobik.  Direktorat Jendral Olahraga

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29867/4/Chapter%20II.pdf.

Irianto. Kus. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya

Journal Glukosa . website http://www.academia.edu/4479969/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA. Diakses Pada 20 Mei 2014

Journal Kadar Glukosa Darah. Website. https://kadarguladarahnormal.com/.

Kamaruddin. Ilham. 2011. Ilmu Gizi. Makassar: UNM

Meri Wintari. 2012. Sistem Energi dan Metabolisme Energi dalam Olahraga. Dalam Online http://merywintari.blogspot.com/2012/04/bab-I-pendahuluan-1.html. diakses 24 Mei 2014.

Muchtar Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.

Rahmani, Mikanda. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur: Dunia Cerdas.

Retno, Sasongkowati. 2013. Bahaya Gula. Garam & Lemak. Bandung: IndoLiterasi

Subagja. Hamid Prasetia. 2013.  Ajaibnya Madu, Sari Kurma, Ginseng, Susu Unta dan Jintan hitam. Jakarta: Flash Books

Sugionno. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, CV.  

Sainuddin. 2014. Survey Keterampilan Menggiring, Menendang, Menyundul dan Sepak Tahan Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa SSB Phinisi Usia 13-16 Tahun.Skripsi, UNM. Makassar. Tidak Dipublikasikan.

Widiyanto. 2008. Glukosa Darah Sebagai Sumber Energi. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Widiyanto,%20M.Kes./LATIHAN%20FISIK%20DAN%20GLUKOSA%20DARAH.pdf. Diakses pada 28 Maret 2014.

aminuddin
Aminuddin S.Or.,M.kes Dg Nyampo, Akademisi dan praktisi di bidang ilmu Kesehatan Olahraga.

Related Posts

1 comment

  1. Casino Goyola Resort - Ghana | GoyangFC
    Casino Goyola Resort is located 골드머니 at The 바카라 검증 사이트 Goyola Resort located just inside 실시간 카지노 the centre of The Casino, offering some 장원도메인 of the 파라오바카라 world's best live casino

    ReplyDelete

Post a Comment