HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN HANDSTAND DALAM SENAM LANTAI
Bab. 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak negara yang mengalami kemajuan diberbagai bidang, termasuk olahraga. Kegiatan olahraga dilakukan dengan berbagai tujuan karena kebutuhan untuk bermain, maka berkembanglah olahraga sejak permulaan adanya manusia. Dengan semakin eratnya hubungan antara manusia demi mempertahankan hidupnya serta evolusi minat kelompok yang berjalan sejajar dengan hubungan antara masyarakat dan sosial. Muncullah keuntungan yang diakibatkan oleh bermukim dan bermain bersama-sama.
Dari sekian banyak cabang olahraga yang ada, senam merupakan cabang olahraga yang tidak bisa disepelekan. Olahraga senam terkait erat dengan konsep gerak. Gerak sendi tidak pernah terlepas dari hakikat gerak yang selalu berhubungan dengan pertanyaan tentang apa yang bergerak, dimana bergeraknya serta bagaimana gerakannya. Semua faktor dalam pertanyaan di atas mengarahkan kita untuk mengeplorasi pengertian dari tubuh dalam aksi pola-pola gerak dasar dan faktor-faktor gerak, seperti; ruang, waktu, daya, irama dan aliran.
Di sekolah-sekolah khususnya SMK Negeri 1 Makassar, senam lantai diajarkan degan gerakan-gerakan yang sederhana seperti handstand. Murid belum diajarkan pada gerakan yang sangat kompleks, karena dapat membahayakan murid. Para guru penjas di sekolah, khususnya di Kota Makassar banyak sekolah yang selalu mengajarkan senam lantai tanpa mempertimbangkan pembentukan kekuatan otot lengan dan keseimbangan dari siswa-siswi.
Kekurangan yang paling umum dimiliki oleh siswa SMK dalam melakukan handstand pada senam lantai, adalah tidak mampu menopang berat badan sekuat-kuatnya dalam melakukan gerakan handstand. Selain itu, untuk meluruskan badan dan kaki ke atas tidak mampu dipertahankan posisi tersebut dalam waktu tiga detik. Kurang kuatnya otot lengan dan keseimbangan dari siswa-siswi menjadi penyebab sehingga siswa-siswi tidak dapat melakukan gerakan handstand dengan sempurna.
Permasalahan yang timbul, bahwa apakah siswa yang masih sangat pemula dalam melakukan gerakan-gerakan handstand pada senam lantai mampu memanfaatkan kekuatan otot lengan dan keseimbangannya untuk memantapkan penguasaan gerakan handstand. Untuk itu akan dibahas dalam penelitian ini, dengan judul: “Hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan handstand dalam senam lantai pada siswa SMK 1 Makassar”.
Bab 2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi
secara spesifik, agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam pengembangan
kajian dalam penelitian yang sulit dianalisis.
Sesuai latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dijari jawabannya dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?
- Apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?
- Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar?
Bab 3 Kajian Pustaka
Olahraga Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang erat kaitannya dengan permasalahan dalam suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini.
1. Kemampuan handstand dalam senam lantai
Mahendra (2001:13) mengatakan, bahwa handstand adalah keterampilan
mempertahankan posisi tubuh dengan bertumpu pada kedua lengan. Gerakan ini
diawali dengan melangkahkan satu kaki, dan kaki yang satunya ke belakang sambil
menjulurkan kedua lengan ke lantai untuk bertumpu. Di dalam gerakan handstand
ini perlu diperhatikan mekanika gerakan sebagai berikut:
- Pertahankan titik berat di atas titik tumpuan.
- Titik berat tubuh setiap segmen tubuh berada satu garis tepat di atas segmen di bawahnya.
- Teknik mempertahankan keseimbangan jika jatuh ke arah perut, gerakan yang agak dinamis dan fleksi panggul, ekstensi bahu, dan fleksi siku akan menolong mengembalikan tubuh ke posisi seimbang.
- Gerakan kaki dan lengan akan menyebabkan gerakan badan ke arah sebaliknya.
- Jika jatuh ke arah punggung, gunakan ekstensi kurvalinier yang digabungkan dengan dorongan pergelangan tangan untuk mengembalikan ke posisi yang benar.
Adapun persyaratan dalam melakukan gerakan
handstand ini, yaitu persiapan fisik yang memadai pada tubuh bagian atas
merupakan syarat untuk menempilkan handstand yang benar. Karena posisi
keterampilan ini sangat penting dalam pengembangan senam pada tahap berikutnya.
Tahapan tertentu harus dilakukan agar keterampilan dasar ini dapat dilaksanakan
dengan baik. Dengan demikian, maka para pesenam harus mengembangkan postur
tubuh dari orientasi panggul, kepala dan gelang bahu dalam keadaan berdiri dan
terlentang. Pesenam juga harus menunjukkan tubuh yang kaku dengan mengkerutkan
kelompok otot besar agar memiliki kestabilan tumpuan handstand dengan posisi
terbalik sebagian.
Gerakan handstand termasuk dalam gerakan statis.
Statis berarti diam atau seimbang. Pesenam yang dalam posisi diam adalah
pesenam yang dalam posisi seimbang. Pada saat demikian, titik pusat berat tubuh
yang buat oleh semua posisi bertahan atau diam yang sangat umum dalam senam.
Cara lain untuk gerakan handstand, dimulai dari
sikap berdiri. Mulailah dengan merentangkan tangan di atas kepala, ayunkan kaki
ke atas lurus dan melangkah ke depan. Dengan demikian, maka tubuh akan bergerak
ke depan, tariklah dada ke lutut. Letakkan tangan di atas matras dengan jarak
selebar bahu. Ayunkan kaki ke atas dalam sikap lurus. Kemudian pertehankan
sikap handstand ini paling sedikit selama dua detik.
Dalam pemberian latihan atau pada saat mengajar
di sekolah, maka perlu dilaksanakan dengan cara mengajar dan membantu
siswa-siswi, cara pelaksanaannya yaitu: kita berdiri bebbelakangi tembok atau
dinding lalu siswa melakukan handstand, kemudian guru menekan perut siswa agar
rata dengan dinding. Ingat bahwa ada beberapa siswa dapat mempertahankan
dirinya pada posisi ini. Untuk menjaga keseimbangan, maka jari-jari tangan
diletakkan antara 5 sampai dengan 15 cm dari dinding.
2. Kekuatan otot lengan
Untuk meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan, maka kekuatan otot merupakan salah satu faktor utama, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Harsono (1988:177), sebagai berikut :
Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua oleh karena kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.
Kekuatan adalah penggerak setiap legiatan atau aktivitas fisik. Kekuatan dapat
pula membangkitkan ketegangan pada waktu menerima beban pada waktu tertentu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1996:9), bahwa kukuatan adalah
kemampuan otot untuk membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan.
Kebutuhan kekuatan pada setiap cabang olahraga berbeda-beda, seperti pada
cabang olahraga senam, tenis meja berbeda dengan cabang olahraga bulu tangkis,
sepak bola, permainan bola voli, dan lain sebagainya. Kenyataan ini menimbulkan
pengetahuan, bahwa latihan kekuatan itu bersifat khusus sesuai dengan cabang
olahraga yang dikehendaki.
Kemudian lebih lanjut Fox, dkk (1988:158), menguraikan arti dari kekuatan otot,
sebagai berikut : “Muscular strength my be defined as the force or tension a
muscle, mora correctly, a muscle group can exert against a resistance in one
maximal effect”.
Pendapat diatas dapat diartikan secara bebas, bahwa kekuatan otot
yang didefinisikan sebagai force atau ketegangan suatu yang dapat digunakan
untuk menahan beban pada suatu usaha yang maksimal.
Sedangkan menurut Muchammad Sajoto (1985:24) mengemukakan, bahwa : “kekuatan
atau strength adalah kemampuan atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya
menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Selanjutnya Suharno (1985:24)
mengemukakan, bahwa : “kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat
mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas”.
Pengembangan unsur kekuatan adalah penting diutamakan, oleh karena dapat memudahkan pengembangan unsur kondisi fisik lainnya dalam proses latihan untuk mencapai prestasi optimal pada suatu cabang olahraga.
Menurut Harre, D., (1982 : 108), mengklasifikasikan jenis kekuatan menurut kegunaannya dalam tiga kategori sebagai berikut :
We defile maximum strength as being the grates
force an atlete is able to exert for agiven contraction of muscle.
Power is ability of an atlete to overcome
resistance by a higt speed of contraction.
Strength endurance is the atlhete’s tolerance level against fatigue in strength performance of longer duration.
Pendapat tersebut di atas dapat diartikan secara bebas sebagai berikut :
Maksimum strength dapat menentukan kekuatan maksimum sebagai force
dari olahragawan untuk mengarahkan tenaga dalam sesuatu kontraksi otot.
Power adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan
sesuatu kontraksi kecepatan tinggi.
Strength endurance merupakan kemampuan olahragawan untuk mengatasi
tahanan beban dengan menampilkan kekuatan yang berkepanjangan.
Dari batasan tersebut di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan yang memungkinkan pengembangan
tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimum untuk mengatasi beban atau
tahanan. Jadi keseimbangan merupakan sejumlah daya tegang otot yang
dipergunakan dalam kontraksi maksimum pada suatu aktifitas yang berat.
Kekuatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Mochammad Sajoto (1988 : 108), bahwa faktor-faktor kekuatan adalah :
1. Faktor biomekanika, dari dua orang mempunyai tegangan otot yang
sama, akan berbeda kemampuannya mengangkat badan.
2. Faktor pengungkit, pengungkit diklasifikasikan dalam tiga kelas yaitu dibagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dan gaya pengungkit.
Menurut Bompa (1983 :221), tipe-tipe kekuatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. General strength
2. Spesifik strength
3. Maximum strength
4. Muscular strength
5. Absolut strength
6. Power
7. relative strength
Melalui persepsi tentang kekuatan, maka kekuatan dapat dibedakan atas tiga macam, seperti yang dikemukakan oleh Abd. Adib Rani (1993 : 4), yaitu :
1. Maksimum strength adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimum,
serta melawan beban yang maksimal pula.
2. Explosif power ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot
untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu lamanya.
3. Power endurance ialah kemampuan tahanan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tanpa kekuatan otot yang baik tidak mungkin prestasi olahraga dapat tercapai dengan baik. Hal ini menunjukkan, bahwa betapa pentingnya kekuatan bagi seorang atlet dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi.
Dari batasan tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan yang memungkinkan pengembangan tenaga maksimum otot lengan dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi kekuatan merupakan sejumlah daya tegang otot yang dipergunakan dalam kontrasi maksimum pada suatu aktivitas yang berat.
3. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kemampuan sesorang
mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun lebih-lebih dalam
posisi gerak dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat
penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan keseimbangan yang baik,
maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan dalam beberapa
ketangkasan unsur kelincahan, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:224)
bahwa “Keseimbangan berhubungan dengan koordinasi diri, dan dalam beberapa
keterampilan, juga dengan agilitas”. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan
dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan perlu
dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan.
Menurut Muchammad Sajoto (1988:58) tentang kemampuan menguasai letak titik
berat badan yang lebih dikenal dengan istilah keseimbangan bahwa:
Keseimbangan atau balance adalah
kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama melakukan
gerakan-gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang secara
pula baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan gerak dinamis.
Lebih lanjut Harsono (1988:223) mengemukakan bahwa keseimbangan atau balance adalah “Kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak”.
Adapun keseimbangan terbagi dua jenis, menurut Muchamad Sajoto (1988:54) yaitu:
1. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh
dalam mempertahankan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan dalam posisi
tetap.
2. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh mem-pertahankan keseimbangan pada waktu melakukan gerakan dari suatu posisi ke posisi yang lain.
Lazimnya olahraga banyak yang mengharuskan olahragawan (atlet) memacu kecepatan
dalam waktu singkat dari posisi diam. Apabila hal ini diperlukan, olahragawan
sedapatnya menempatkan posisi tubuhnya dalam posisi bergerak sehingga mudah
kehilangan keseimbangan, untuk kemudian memilih gerakan yang baru. Sebagai
contoh pada pengambilan bola pada cabang olahraga bulutangkis sedapatnya ia
dapat bergerak mengambil dan mengembalikan shuttlecock dengan dapat mengecoh
(mematikan langkah) lawan, sehingga lawan sulit mengembalikan bola dan
kemenangan ada padanya. Artinya ketika atlet bergerak atau bertindak secepatnya
pula dapat menimbang untung ruginya apabila menempatkan posisi badannya yang
tidak seimbang dibandingkan dengan posisi badan yang lebih seimbang guna lebih
mengefesienkan gerakan.
Barrow yang dikutip oleh M. Kasmad Yahya (1994:36) mendefenisikan keseimbangan
sebagai berikut:
Keseimbangan atau balance diartikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular tubuh dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular dalam suatu posisi atau sikap yang efisien sementara bergerak
Kajian keseimbangan dalam posisi badan pada saat bergerak oleh Mohammad Sajoto
(1988:54) memberikan pengertian keseimbangan sebagai “Kemampuan untuk
mempertahankan posisi”. Mempertahankan posisi badan dalam berbagai situasi
memerlukan kemampuan tersendiri oleh atlet. Situasi dan kondisi keseimbangan
oleh Rahantoknam (1988:126) mengemukakan bahwa:
1. Keseimbangan statis (static balance)
adalah keseimbangan mengacu pada kecakapan mempertahan-kan badan dalam posisi
diam.
2. Keseimbangan dinamis (dinamic balance)
adalah keseimbangan yang mengacu kepada posisi badan bergerak.
3. Keseimbangan rotasi (rotation balance) adalah keseimbangan yang mengacu kepada kecakapan untuk mempertahankan keseimbangan badan pada suatu sumbu dan berhubungan dengan kecepatan untuk memperoleh kembali stimulasi yang diproduksikan oleh aparatus vertibular dalam gerakan memutar.
Para ahli motorik dalam penelitiannya mengenai keseimbangan ini mengalami beberapa rancangan dan konsep tentang keseimbangan, diantaranya Fiscovo J. (1978:201) yang dianggap relevan oleh penulis untuk disimpulkan dalam penelitian ini. Konsep tersebut adalah:
- Kontrol keseimbangan manusia bersumber dari hubungan dan pengaruh sumber-sumber anatomi dan fisiologi serta mekanis.
- Keseimbangan statis dan dinamis pada dasarnya berbeda masing-masing menuntut keahlian tertentu.
- Kesesuaian berat badan, pusat dan garis gravi-tasi merupakan hal penting dalam melakukan keseimbangan.
- Kekuatan otot memberikan kontribusi besar dalam menunjang keseimbangan.
- Mekanisme panca indera penglihatan, pendengaran, rangsangan dan gerak adalah serangkaian penting digabungkan dalam mengontrol keseimbangan.
Keterlibatan sensoris pada keseimbangan aktivitas manusia adalah merupakan
masukan yang cukup berarti seperti yang dikemukakan oleh Nelsen. Jecsen
(1978:296) mengatakan bahwa:
Balance and equilibrium are psycho-neural-somatic phenomena of the total organism. The potential for developmantlies with heredity, and improvement or that potential depends upon the degree of positiv nurturemen.
Bila diartikan secara bebas yaitu “Keserasian dan keseimbangan
psikomatik merupakan fenomena organisme. Potensi perkembangannya bergantung
pada keturunan dan perkembangan potensialnya bergantung pada gizi makanan.
Dalam keseimbangan ada beberapa jenjang yang menunjukkan adanya tingkatan
berdasarkan kesulitan yang dapat dilihat dari tingkat yang paling dasar ke
tingkat otomatisasi pengaplikasiannya. Rotella dkk yang diterjemahkan oleh
Kasiyo Dwijowinoto (1993:188-189) membagi tingkatan tersebut sebagai berikut:
stabilitas, keseimbangan, dan equilibrium, (1) stabilitas, stabilitas dari
esensi aplikasinya dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menahan
seluruh gaya yang mempengaruhi susunan tubuh manusia agar yang mempengaruhi
susunan tubuh manusia agar tetap seimbang, (2) keseimbangan, keseimbangan
merupakan tingkatan kedua dari keseimbangan tubuh dalam beraktivitas atau
berfungsi dimana titik berat badan berada pada titik yang tengah, (3)
equilibrium, merupakan tingkatan ketiga yakni kedudukan tubuh sering kali
dianggap statis dan dinamis tergantung apakah seseorang berada dalam keadaan
diam atau sedang bergerak. Kesimpulannya bahwa equilibrium ini lebih condong
pada posisi badan saat badan bergerak dan pada saat tiba-tiba mengubah arah gerakan
dengan tidak menghilangkan status keseimbangan.
Dari berbagai pengertian tentang keseimbangan di
atas, maka dapat dikatakan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf otot untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan
di dalam beraktivitas baik secara statis maupun dinamis.
Bab 4. Tujuan Penelitian
Setiap aktivitas selalu memiliki tujuan, begitu pula dalam
mengadakan penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran
secara empiris tentang hal-hal yang hendak diperoleh, dan hasil yang diperoleh
melalui penelitian ini.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa
- Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar.
- Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan hand stand dalam senam lantai pada siswa SMK Negeri 1 Makassar.
Daftar Pustaka
Anggraini, Dewi Agustia. 2013. Pengaruh Konsumsi Minuman Madu Tarhadap Kadar Glukosa Aarah Atlet Sepak Bola Remaja Selama Simulasi Pertandingan. Website http://eprints.undip.ac.id/41536/1/525_AGUSTYA_DEWI_ANGGRAINI_G2C007002.pdf. Diakses 12 oktober 2014
Andi Brilin. 2010. Sistem Energi Aerobik Sepak Bola. Website http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/10/sistem-energi-aerobik-sepak-bola.html. diakses 24 Mei 2014.
Hairy, Junusul. 1989. Fisiologi Olahraga, Jilid I. Jakarta: Depdikbud
Hairy, Junusul. 2013. Daya Tahan Aerobik. Direktorat Jendral Olahraga
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29867/4/Chapter%20II.pdf.
Irianto. Kus. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya
Journal Glukosa . website http://www.academia.edu/4479969/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA. Diakses Pada 20 Mei 2014
Journal Kadar Glukosa Darah. Website. https://kadarguladarahnormal.com/.
Kamaruddin. Ilham. 2011. Ilmu Gizi. Makassar: UNM
Meri Wintari. 2012. Sistem Energi dan Metabolisme Energi dalam Olahraga. Dalam Online http://merywintari.blogspot.com/2012/04/bab-I-pendahuluan-1.html. diakses 24 Mei 2014.
Muchtar Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.
Rahmani, Mikanda. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur: Dunia Cerdas.
Retno, Sasongkowati. 2013. Bahaya Gula. Garam & Lemak. Bandung: IndoLiterasi
Subagja. Hamid Prasetia. 2013. Ajaibnya Madu, Sari Kurma, Ginseng, Susu Unta dan Jintan hitam. Jakarta: Flash Books
Sugionno. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Sainuddin. 2014. Survey Keterampilan Menggiring, Menendang, Menyundul dan Sepak Tahan Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa SSB Phinisi Usia 13-16 Tahun.Skripsi, UNM. Makassar. Tidak Dipublikasikan.
Widiyanto. 2008. Glukosa Darah Sebagai Sumber Energi. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Widiyanto,%20M.Kes./LATIHAN%20FISIK%20DAN%20GLUKOSA%20DARAH.pdf. Diakses pada 28 Maret 2014.
Casino Goyola Resort - Ghana | GoyangFC
ReplyDeleteCasino Goyola Resort is located 골드머니 at The 바카라 검증 사이트 Goyola Resort located just inside 실시간 카지노 the centre of The Casino, offering some 장원도메인 of the 파라오바카라 world's best live casino