KPK menetapkan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sebagai tersangka OTT Gubernur Sulaw…
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin
Moeslim_Science_Online (Seri Ke-2)
Pada masa Rasulullah, ilmu pengetahuan
lebih banyak berkembang dibidang ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin),
dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu – ilmu lainnya tetap berkembang
walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai terjadi proses
pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar-dasar ilmu tafsir yang
dikembangkan oleh para sahabat Rasulullah.
Jika kitaflashback, pada waktu sebelum Islam diturunkan, bangsa Arab
dikenal dengan sebutan kaum jahiliyah. Hal ini disebabkan karena bangsa Arab
sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian yang lain. Keistimewaan
mereka hanyalah ketinggian dalam bidang syair-syair jahili yang disebarkan
secara hafalan (Yatim Badri, 2006: 25). Dengan kenyataan itu, maka diutuslah
nabi Muhammad SAW dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk
berhubungan dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Demikian pula dalam
masalah ilmu pengetahuan, perhatian Rasul sangat besar. Rasulullah SAW memberi
contoh revolusioner bagaimana seharusnya mengembangkan ilmu. Diantara gerakan yang dilakukan Rasulullah
SAW adalah dengan menggiatkan budaya membaca, yang merupakan pencanangan dan
pemberantasan buta huruf, suatu tindakan awal yang membebaskan manusia dari
ketidaktahuan. Membaca merupakan pintu bagi pengembangan ilmu. Rasulullah SAW
juga memerintahkan kepada para sahabatnya untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an.
Dengan cara ini dapat menjaga kemurnian dan juga media memahami ayat-ayat
al-Qur’an. Disamping dengan hafalan,juga membuat tradisi menulis/ mencatat
wahyu pada kulit, tulang, pelepah kurma dan lain-lain.(Sunanto, 2003:14-16)
Dengan bimbingan Nabi Muhammad SAW,
telah mendorong semangat belajar membaca, menulis dan menghafal sehingga umat
Islam menjadi umat yang memasyarakatkan kepandaian tulis-baca. Dengan semangat
itulah, maka terbangun jiwa umat Islam untuk tidak hanya beriman tetapi juga
berilmu, sehingga nantinya lahir sarjana-sarjana Islam yang ahli dibidangnya
masing-masing.
Dengan demikian dapat dimengerti , salah
satu aspek dari peradaban adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Kalau pada
masa Nabi dan Khulafau ar-Rasyidin perhatian terpusat pada usaha untuk memahami
Al- Qur’an dan Hadits Nabi, untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak,
ibadah, mu’amalah dan kisah-kisah dalam Al-Qur’an, maka perhatian sesudah itu
disesuaikan dengan kebutuahn zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diperoleh dari
bangsa-bangsa sebelum munculnya Islam. (Sunanto,2003:38)
Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah
terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat
Al – alaq ayat 1-5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam
wahyu tersebut terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa
hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa –
apa. Kata Iqra’ pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam,
seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik
teks maupun bukan teks.
(Tugas FIlsafat Ilmu : Dep. Ilmu FAAL FK UNAIR)
Post a Comment
Post a Comment